SELAMAT DATANG DI PUSATNYA AKUNTANSI

Selasa, 13 Desember 2011

Aktiva

Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.

Komponen

Aset atau aktiva dipahami sebagai harta total. Namun biasanya untuk keperluan analisis dirinci menjadi beberapa kategori, seperti:

Asset Lancar
Aset lancar (Inggris: current asset) dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Pada suatu neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar.

Perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolok ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Komponen aset lancar biasanya adalah:

Kas dan bank
Surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan
Piutang usaha
Persediaan
Panjar biaya

Komponen aset lancar di dalam neraca disusun menurut tingkat likuiditasnya, mulai dari yang paling likuid hingga yang tidak likuid.
Penggunaan

Mencermati besarnya aset lancar menjadi syarat bagi beberapa kegiatan manajemen yang berkenaan dengan pemeliharaan tingkat likuiditas perusahaan, misalnya Manajemen Kas, Manajemen Piutang, dan Manajemen Persediaan
Indikasi Utama

Ada tiga indikasi umum bagi manajemen mengenai efisiensi dan profitabilitas dalam penggunaan aset atau aktiva lancar.

Perputaran harta lancar, yaitu angka yang diperoleh dari jumlah harga pokok penjualan dan biaya operasi (keduanya dipetik dari laporan laba rugi) dibagi angka rata-rata aset lancar pada permulaan operasi (dipetik dari neraca tahun lalu) dan aset lancar pada akhir operasi (dipetik dari neraca terakhir). Angka ini dinyatakan dalam kali.
Rasio laba dibanding perputaran harta lancar. Ini mengukur besarnya laba dalam sekian kali perputaran dalam satu masa operasi. Dinyatakan dalam persen.
Tingkat laba per perputaran. Angka persentase yang diperoleh dari angka rasio laba dibanding perputaran harta lancar dibagi perputaran harta lancar. Nilai no.2 dibagi nilai no. 1 di atas.

Dalam industri tertentu ada nilai pedoman untuk indikasi mengenai keunggulan dalam dalam hal-hal itu, yang biasanya digunakan dalam analisis rasio.

Asset tetap
Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.[1] Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.
Penyusutan nilai

Kecuali tanah, semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi. Artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang bersangkutan adalah nol. Ada beberapa metode penetapan nilai penyusutan, tetapi yang paling lazim digunakan adalah metode garis lurus (straight-line method).Beberapa usaha pertambangan di Indonesia berdasarkan peraturan kontrak karya diharuskan menerapkan metode yang lain.
Penggunaan

Bagi manajemen perhatian pada pos aset tetap dalam neraca adalah terutama karena pengadaan bentuk-bentuk aset tetap benar-benar menyerap dana perusahaan dalam jumlah yang relatif besar ke dalam ikatan jangka panjang. Jumlah aktiva tetap yang terlalu besar dan tidak produktif dapat mengurangi efisiensi dan profitabilitas.

untuk yang lainnya kita sambung lagi nanti ya sobat ...

Pemakai, Tujuan, dan Karakteristik Laporan Keuangan

Pemakai Laporan Keuangan

Investor
Karyawan
Pemberi Pinjaman
Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
Pelanggan
Pemerintah
Masyarakat
Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

Dapat Dipahami
Relevan
Keandalan
Dapat diperbandingkan

Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan

Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (bahasa Inggris: financial reporting) dan laporan keuangan (bahasa Inggris: financial reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (bahasa Inggris: statement) dan laporan (bahasa Inggris: report)

Contoh Laporan Rugi/Laba

- LAPORAN LABA RUGI -±
per 31 Desember


Pendapatan dari penjualan Rp. 99.980.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 25.000.000
---------- (-)
Laba Kotor 74.980.000

Biaya Operasional:
- Biaya Pemasaran Rp. 5.000.000
- Biaya Administrasi & Umum Rp. 1.250.000
---------- (+)
6.250.000
---------- (-)
Laba Usaha Rp. 68.740.000
Pendapatan Lain-lain Rp. 125.000
---------- (+)
Laba sebelum Bunga dan Pajak Rp. 68.865.000
Bunga Rp. 199.000
---------- (+)
Laba sebelum Pajak Rp. 69.064.000
Pajak Rp. 1.275.000
---------- (-)
Laba Bersih Rp. 67.789.000
==========

Laporan Rugi/Laba

Laporan laba rugi (Inggris:Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.

Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:

Pendapatan dari penjualan
Dikurangi Beban pokok penjualan
Laba/rugi kotor
Dikurangi Beban usaha
Laba/rugi usaha
Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
Laba/rugi sebelum pajak
Dikurangi Beban pajak
Laba/rugi bersih

Akuntansi Manajemen

Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol.

Berbeda dengan Informasi Akuntansi keuangan, Informasi Akuntansi manajemen adalah:

Dirancang dan dimaksukan untuk digunakan oleh pihak manajemen dalam organisasi sedangkan informasi Akuntansi keuangan dimaksudkan dan dirancang untuk pihak eksternal seperti kreditur dan para pemegang saham;
Biasanya rahasia dan digunakan oleh pihak manajemen dan bukan untuk laporan publik;
memandang ke depan, bukan sejarah;
Dihitung dengan mengacu pada kebutuhan manajer, sering menggunakan sistem informasi manajemen, bukan mengacu pada standar akuntansi keuangan.

Hal ini disebabkan karena penekanan yang berbeda: informasi akuntansi manajemen digunakan dalam sebuah organisasi, biasanya untuk pengambilan keputusan.

Definisi

Menurut Chartered Institute of Management Accountants (CIMA), akuntansi manajemen adalah "proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisis, penyusunan, interpretasi, dan komunikasi informasi yang digunakan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi dan pengendalian dalam suatu entitas dan untuk memastikan sesuai dan akuntabilitas penggunaan sumber daya tersebut. Akuntansi manajemen juga meliputi penyusunan laporan keuangan untuk kelompok non-manajemen seperti pemegang saham, kreditur, badan pengatur dan otoritas pajak "(Istilah resmi CIMA).

The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) menyatakan bahwa akuntansi manajemen sebagai praktik meluas ke tiga bidang berikut:

Manajemen Strategi - Memajukan peran akuntan manajemen sebagai mitra strategis dalam organisasi.
Manajemen Kinerja - Mengembangkan praktik pengambilan keputusan bisnis dan mengelola kinerja organisasi.
Manajemen Risiko - Berkontribusi untuk membuat kerangka kerja dan praktik untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelola dan melaporkan risiko untuk mencapai tujuan organisasi.

Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) menyatakan bahwa "Seorang akuntan manajemen harus mampu menerapkan pengetahuan profesional dan keterampilannya dalam penyusunan dan penyajian informasi keputusan keuangan dan lainnya yang berorientasi sedemikian rupa untuk dapat membantu manajemen dalam merumusakan kebijakan, perencanaan dan pengendalian pelaksanaan pengoperasian. "Akuntan manajemen oleh karena itu dilihat sebagai "pencipta nilai" antara akuntan. Mereka jauh lebih tertarik melihat ke depan dan mengambil keputusan yang akan memengaruhi masa depan organisasi, daripada rekaman sejarah dan kepatuhan (menjaga nilai) aspek profesi. Pengetahuan dan pengalaman akuntansi manajemen dapat diperoleh dari berbagai bidang dan fungsi dalam suatu organisasi seperti manajemen informasi, perbendaharaan, audit efisiensi, pemasaran, penilaian, penetapan harga, logistik, dan lainnya.

Tradisional vs praktik inovatif

Pada akhir 1980-an, praktisi akuntansi dan para pendidik dikecam keras dengan alasan bahwa praktik akuntansi manajemen (dan, bahkan lebih dari itu, kurikulum yang diajarkan untuk mahasiswa akuntansi) hanya mengalami sedikit perubahan dibandingkan 60 tahun sebelumnya, meskipun telah terjadi perubahan radikal dalam lingkungan bisnis. Lembaga akuntansi profesional, mungkin takut bahwa akuntan manajemen akan semakin dilihat sebagai suatu yang tidak berguna dalam organisasi bisnis, sehingga kemudian dapat mencurahkan sumber daya untuk pengembangan keterampilan yang lebih inovatif ditetapkan untuk akuntan manajemen.

Perbedaan antara dan praktik akuntansi 'tradisional' dan 'inovatif' dapat diilustrasikan dengan mengacu pada teknik pengendalian biaya. Akuntansi biaya adalah metode sentral dalam akuntansi manajemen, dan secara tradisional, teknik utama akuntan manajemen adalah analisis varians, yang merupakan pendekatan sistematis untuk perbandingan biaya aktual dan dianggarkan dari bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama periode produksi.

Sementara beberapa bentuk analisis varians masih digunakan oleh paling banyak perusahaan manufaktur, maka saat ini cenderung digunakan dalam hubungannya dengan teknik inovatif seperti analisis biaya siklus hidup dan kegiatan berbasis biaya, yang dirancang dengan aspek-aspek spesifik dari lingkungan bisnis modern yang perlu diketahui. Siklus hidup biaya mengakui bahwa kemampuan manajer untuk mempengaruhi biaya manufaktur suatu produk paling besar ketika produk masih pada tahap desain produk siklus hidup (yaitu, sebelum desain tersebut telah rampung dan produksi dimulai), karena perubahan kecil dengan desain produk dapat menyebabkan penghematan yang signifikan dalam biaya manufaktur produk. Biaya berdasarkan aktivitas (ABC) mengakui bahwa, di pabrik-pabrik modern, biaya manufaktur ditentukan oleh jumlah 'kegiatan' (misalnya, jumlah produksi berjalan per bulan, dan jumlah peralatan produksi waktu idle) dan bahwa kunci untuk pengendalian biaya yang efektif karena itu mengoptimalkan efisiensi dari kegiatan ini. Kegiatan berbasis akuntansi juga dikenal sebagai Penyebab dan Efek akuntansi.

Peran dalam korporasi

Konsisten dengan peran lain dalam korporasi saat ini, akuntan manajemen memiliki hubungan pelaporan ganda. Sebagai mitra strategis dan penyedia keputusan berdasarkan informasi keuangan dan operasional, akuntan manajemen bertanggung jawab untuk mengelola tim bisnis dan pada saat yang sama harus menyediakan semua hubungan antar laporan dan tanggung jawab untuk mengorganisasikan keuangan korporasi.

Kegiatan akuntan manajemen memberikan informasi bisnis termasuk peramalan dan perencanaan, melakukan analisis varians, mengkaji dan memantau biaya yang melekat dalam bisnis adalah orang yang memiliki akuntabilitas ganda untuk kedua tim keuangan dan bisnis.

Contoh neraca

Contoh Neraca Perusahaan Aktiva Kewajiban dan Ekuitas
Kas 6.600.000,- Kewajiban
Piutang 6.200.000,- Notes Payable 30.000.000,-
Piutang
Total Kewajiban 30.000.000,-
Peralatan 25.000.000,- Ekuitas
Barang Persediaan 7.000.000,-
Laba ditahan 800.000,-
total Ekuitas 7.800.000,-
Total 37.800.000,- Total 37.800.000,-

Pernyataan standar keuangan

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan di dalam neraca:

Perusahaan menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.
Perusahaan harus mengungkapkan informasi jumlah setiap aset yang akan diterima dan kewajiban yang dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.
Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset bersih sebagai modal kerja dengan aset yang digunakan untuk operasi jangka panjang.

Neraca

Neraca (akuntansi)DuckDuckGoYahooAmazonTwitterdel.icio.us
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Akuntansi
Emblem-money.svg
Konsep dasar
Akuntan · Pembukuan · Neraca percobaan · Buku besar · Debit dan kredit · Harga pokok · Pembukuan berpasangan · Standar praktik · Basis kas dan akrual · PABU / IFRS
Bidang akuntansi
Biaya · Dana · Forensik · Keuangan · Manajemen · Pajak
Laporan keuangan
Neraca · Laba rugi · Perubahan ekuitas · Arus kas · Catatan
Audit
Audit keuangan · GAAS · Audit internal · Sarbanes-Oxley · Empat Besar
Kotak ini: lihat • bicara • sunting

Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:

aset = liabilitas + ekuitas

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).

Peran dan Tujuan Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor pulik adalah memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Tuntutan mengenai perlunya pengendalian atas berbagai kegiatan pemerintah, khususnya yang berimplikasi uang, dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat praktik KKN di waktu yang lalu tidak saja telah mengakibatkan berkurangnya percepatan pembangunan, melainkan juga telah menimbulkan kesenjangan baik antara wilayah, sektor dan golongan serta merugikan khususnya bagi lapisan masyarakat bawah. Peran fundamental akuntansi manajemen di organisasi sektor publik adalah membantu manajer/pimpinan dengan informasi akuntansi yang dibutuhkan agar fungsi perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan. Secara rinci, tujuan umum tersebut dapat diturunkan menjadi:

Membantu manajemen memformulasi kebijakan organisasi.
Membantu manajemen dalam proses perencanaan organisasi.
Membantu manajemen dalam mengendalikan operasi/kegiatan organisasi.

Peran dan Tujuan Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Peran utama akuntansi manajemen dalam [[organisasi]] sektor [[pulik]] adalah memberikan informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada [[manajer]] untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.
Tuntutan mengenai perlunya pengendalian atas berbagai kegiatan pemerintah, khususnya yang berimplikasi uang, dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat praktik KKN di waktu yang lalu tidak saja telah mengakibatkan berkurangnya percepatan pembangunan, melainkan juga telah menimbulkan kesenjangan baik antara wilayah, sektor dan golongan serta merugikan khususnya bagi lapisan masyarakat bawah.
Peran [[fundamental]] akuntansi manajemen di organisasi sektor publik adalah membantu manajer/pimpinan dengan informasi akuntansi yang dibutuhkan agar fungsi perencanaan dan pengendalian dapat dilakukan. Secara rinci, tujuan umum tersebut dapat diturunkan menjadi:
* Membantu manajemen memformulasi kebijakan organisasi.
* Membantu manajemen dalam proses perencanaan organisasi.
* Membantu manajemen dalam mengendalikan operasi/kegiatan organisasi.

Sejarah Perkembangan Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Akuntansi sektor publik pada dasarnya dipengaruhi perkembangan pemikiran manajemen. Perkembangan pemikiran ini tidak terlepas dari knowledge management. Knowledge management ini sendiri memengaruhi peran daripada akuntansi manajemen. Pada dasarnya, akuntansi manajemen ini lebih didasari oleh praktik:

Factory Accounting.
Budgeting.
Cost Accounting.

Pengertian Akuntansi Manajemen Publik

Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant (1994:30) yaitu: Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset… Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses identifikasi penyajian dan interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk:

Merumuskan strategi.
Proses perencanaan dan pengendalian.
Pengambilan keputusan.
Optimalisasi keputusan.
Pengungkapan pemegang saham dan pihak luar.
Pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan.
Perlindungan atas asset organisasi.

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN PENGOLAHAN / MANUFAKTUR

 Perusahaan pengolahan / manufaktur: perusahaan yang mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi.

 Klasifikasi persediaan pada perusahaan pengolahan :
 Persediaan Bahan Baku
 Persediaan Barang Dalam Proses
 Persediaan Barang Jadi



LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan perusahaan manufaktur hampir sama dengan laporan keuangan perusahaan dagang. Perbedaannya terletak pada bagian Aktiva Lancar di Neraca dan Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba.


Neraca

Perbandingan Neraca Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:

Perusahaan Dagang
Neraca sebagian
31 Desember 2005 Perusahaan Manufaktur
Neraca sebagian
31 Desember 2005
Aktiva Lancar: Aktiva Lancar:
Kas Rp 1.000 Kas Rp 1.200
Piutang (bersih) 13.000 Piutang (bersih) 4.000
Persediaan Barang Dagangan 9.000 Persediaan:
Sewa Dibayar di Muka 2.900 Barang Jadi Rp 15.000
25.900 Barang Dalam Proses 18.000
Bahan Baku 9.000
42.000
Sewa Dibayar di Muka 1.600
48.800



Laporan Rugi-Laba

Perbandingan bagian Harga Pokok Penjualan di Laporan Rugi-Laba antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur:








Perusahaan Dagang
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2005
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dagangan 1 Januari ………… Rp 10.000
(+) Pembelian Bersih …………………..…………… 99.250
Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………… Rp 109.250
(-) Persediaan Barang Dagangan 31 Desember … 9.000
Harga Pokok Penjualan ……………………………. Rp 100.250



Perusahaan Manufaktur
Laporan Rugi-Laba sebagian
Periode Tahun 2005
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Jadi 1 Januari …………………. Rp 12.000
(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) …………… 688.000
Barang Tersedia Untuk Dijual ………………………. Rp 700.000
(-) Persediaan Barang Jadi 31 Desember …………. 15.000
Harga Pokok Penjualan Rp 685.000




Komponen yang berbeda digambarkan secara skematis sbb:


Perusahaan Dagang:


Persediaan Barang + Pembelian - Persediaan Barang = Harga Pokok
Dagangan (Awal) Bersih Dagangan (Akhir) Penjualan


Perusahaan Manufaktur:


Persediaan Barang + Harga Pokok - Persediaan Barang = Harga Pokok
Jadi (Awal) Produksi Jadi (Akhir) Penjualan



Pada perusahaan manufaktur diperlukan banyak rekening untuk menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam Laporan Rugi-Laba hanya disajikan totalnya saja, sedangkan rinciannya disajikan dalam Skedul Harga Pokok Produksi.


Contoh Skedul Harga Pokok Produksi (merupakan lampiran Laporan Rugi-Laba di atas):

Skedul Harga Pokok Produksi
Tahun 2005

Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari …………………..
Rp 10.000
Ditambah:
Bahan Baku:
Persediaan 1 Januari ……………….. Rp 5.000
Ditambah: Pembelian ………………. 100.000
Tersedia Dipakai …………..………... 105.000 105
Dikurangi : Persediaan 31 Desember 9.000
Bahan Baku Dipakai ……………………………….. Rp 96.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung …………………….…. 200.000
Biaya Overhead Pabrik:
Tenaga Kerja Tidak Langsung ..…… Rp 50.000
Listrik dan Air ………………………… 140.000
Bahan Habis Pakai Pabrik …………. 30.000
Penyusutan Gedung Pabrik ………... 120.000
Penyusutan Mesin …………………... 60.000
Total Biaya Overhead Pabrik ……………………… 400.000
Total Biaya Produksi tahun ini …………………………………… 696.000
Total Biaya Barang Dalam Proses ………………………………… 706.000
Dikurangi:
Persediaan Barang Dalam Proses 31 Desember …………….. 18.000
Harga Pokok Produksi ……………………………………………… 688.000




HARGA POKOK PRODUKSI

Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.

Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
 Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)
 Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
 Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)


Biaya Bahan Baku

 Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi.

 Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya.

 Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.






Biaya Tenaga Kerja Langsung

 Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin.

 Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.


Biaya Overhead Pabrik

 Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

 Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:
 Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi, dll
 Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada barang jadi.
 Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll



SIKLUS AKUNTANSI

 Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan dagang.

 Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:

 Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.

Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:

Mei 17 Pembelian Bahan Baku
Kas / Utang Dagang Rp 100.000
Rp 100.000

 Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.

 Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.

 Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian untuk perusahaan dagang.

 Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca lajur untuk perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom untuk skedul harga pokok produksi.

 Contoh Neraca Lajur Sebagian:


Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2005
Nama Rekening NSSD Harga Pokok Poduksi Laporan Rugi-Laba Neraca
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Persediaan Barang Jadi 12.000 12.000 15.000 15.000
Persed. Barang Dlm. Proses 10.000 10.000 18.000 18.000
Persediaan Bahan Baku 5.000 5.000 9.000 9.000
Pembelian Bahan Baku 100.000 100.000
Biaya Tenaga Kerja Lgsg. 200.000 200.000
Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg. 50.000 50.000
Biaya Listrik dan Air 140.000 140.000
Biaya Bahan Habis Pakai 30.000 30.000
Biaya Penyst. Gedung Pabrik 120.000 120.000
Biaya Penyst. Mesin 60.000 60.000
Biaya Pemasaran 40.000 40.000
Penjualan 1.500.000 1.500.000
………. ……….. 715.000 27.000
Harga Pokok Produksi 688.000
715.000 715.000


JURNAL PENUTUP

Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Dalam perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksi digunakan untuk menutup semua rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi. Saldo rekening ini kemudian ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.

Contoh:

Des. 31












Harga Pokok Produksi
Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Pembelian Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Biaya Listrik dan Air
Biaya Bahan Habis Pakai
Biaya Penyusutan Gedung Pabrik
Biaya Penyusutan Mesin
(untuk menutup rekening-rekening Persediaan Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal, dan rekening-rekening Biaya produksi)
Rp 715.000
Rp 10.000
5.000
100.000
200.000
50.000
140.000
30.000
120.000
60.000



31 Persediaan Barang Dalam Proses
Persediaan Bahan Baku
Harga Pokok Produksi
(untuk mencatat persediaan akhir barang dalam proses dan bahan baku)
Rp 18.000
9.000

Rp 27.000
31 Persediaan Barang Jadi
Penjualan
Ikhtisar Rugi-Laba
(untuk mencatat persediaan akhir barang jadi dan menutup rekening penjualan)
Rp 15.000
1.500.000

Rp 1.515.000
31 Ikhtisar Rugi-Laba
Persediaan Barang Jadi
Harga Pokok Produksi
(untuk menutup rekening persediaan awal barang jadi dan harga pokok produksi)
Rp 700.000
Rp 12.000
688.000
31 Ikhtisar Rugi-Laba
Biaya Pemasaran
(untuk menutup biaya pemasaran)
Rp 40.000
Rp 40.000

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

A. PENDAHULUAN

Perusahaa manufaktur yang tidak begitu besar dan sederhana pross produksinya,kadang-kadang menggunakan sistem akuntansi yang sederhana yang didaarkan pada sistem persediaan periodik.pecatatan persedian yang digunakan dalam proses produksi,penentuan barang yag masih dalam proses,dan barang yang terjual,didasarkan pada peritungan fisik periodik yang biasanya dilaukan pada akhir tahun.Dalam sitem seperti ini,perhitungan fisik sangat dominan untuk meetuan persediaan akhir,dan jumlah yang digunakan atau dijual selama periode.istem akuntansi seperti di gambarkan di atas disebut sistem akuntansi umum (general accounting system).Sistem akuntansi untuk operasi manufaktur yang didasarkan pada persediaan perpetual disebut system akuntansi biaya(cost accounting system).sistem akuntasi untuk operasi manufaktur yang didasarkan pada persediaan perpetual disebut sistem akuntasi biaya (cost acconting system)

B. PERBEDAAN POKOK AKUNTASI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG DENGAN

AKUNTASI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Perbedaan yang terdapat dalam akuntasi untuk perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang,disebabkan oleh adanya perbedaan dalam sifat operasinya.ciri pokok operasi perusahaan dagang adalah menjual barang dagangan tanpa mengolah lebih dahulu barang yang dibelinnya.dengan perkataan lain perusaahaan dagang tidak melakukan proses produksi,sehingga barang yang dibeli langsung dijual.dengan demikian penentuan harga pokok barang yang dibeli maupun dijual dalam perusahaan dagang relative mudah.operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang,karena perusahaan manufaktur membuat sendiri barang yang akan dijualnya.Dalam perusahaan manufaktur,penentuan harga pokok barang yang diproduksi dan harga pokok penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit.perusahaan manufaktur harus menggabungkan harga bahan yang dipakai,dengan biaya tenaga kerja dan biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang siap untuk dijual.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan ini,marilah kita bandingkan harga pokok penjualan dalam laporan rugi-laba perusahaan dagang degan laporan rugi-laba perusahaan manufaktur.

Perusahaan dagang Perusahaan manufaktur

Harga pokok penjualan :……………. Harga Pokok Penjualan :…………..

Pers Awal brg dagangan…….Rp 14.200,00 Pers. Awal Barang Jadi………Rp 11.200,00

Pembelian bers………………Rp 34.150,00 Harga Pokok Produksi (Lihat La-

Poran Harga Pokok Produksi) Rp 170.500,00

Barang tersedia dijual……..Rp 48.350,00 Barang Tersedia Dijual…….Rp.181.700,00

Pers. akhir brg dagangan…..Rp 12.100.00 Pers Akhir Barang Jadi…….Rp. 10.300,00

Harga pokok penjualan…….Rp 36.250.00 Harga pokok penjualan……Rp.171.400,00

Perbedaan ini timbul karena perusahaan dagang langsung menjual barang yang dibelinya,sedangkan peusahaan manufaktur harus membuat dulu barang yang akan dijualnya.

Laporan harga pokok produksi menujukkan biaya untuk menghasilkan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur.Adanya perbedaan catatan dan teknik yang digunakan dalam akuntansi untuk biaya-biaya ini,menyebabkan timbulnya perbedaan dalam karakteristik akuntansi perusahaan manufaktur.

ELEMEN-ELEMEN BIAYA PRODUKSI

Dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk,perusahaan manufaktur biasanya mengeluarkan berbagai macam biaya.Biaya yang beraneka ragam tersebut dapat dikelompokan menjadi 3 golongan besar,yakni :bahan langsung,tenaga kerja langsung,dan overhead pabrik.

Bahan Langsung

Bahan yang digunakan dan menjadi bagian dari produk jadi disebut bahan langsung.sebagai contoh,bahan langsung dalam sebuah pabrik sepatu terdiri dari kulit,kain,benang,paku,dan lem. Bahan langsug harus dibedakan dari bahan tak langsung yang meliputi bahan-bahan perlengkapan pabrik seperti minyak dan oli mesin,bahan bakar dan sebagainya.bahan tak langsung digunakan dalam proses produksi,tetapi tidak menjadi bagian dari produk jadi.oleh karena itu,biaya bahan tak langsung menjadi sukar untuk ditelusuri ke unit barang tertentu atau proses tertentu.

Barang-barang yag dibeli perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi disebut bahan baku (raw material).biasanya bahan baku digunakan dalam proses produksi,seperti halnya bahan langsung.pada saat dibeli bahan tersebut didebet ke rekening pembelian bahan baku.akan tetapi jika bahan yang dibeli tersebut akan digunakan sebagai bahan tak langsung,maka rekening yang digunakan adalah perlengkapan pabrik.

Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses mengubah bahan menjadi produk jadi disebut tenaga kerja langsung.tenaga kerja tak langsung digunakan dalam proses produksi tetapi tidak bias dihubungkan atau diterapkan pada suatu produk tertentu.oleh karena itu tenaga kerja tak langsung tidak dapat dengan mudah dihubungkan atau dibebankan pada unit atau proses tertentu. Contoh tenaga kerja tak langsung adalah tenaga pengawas,tenaga pemeliharaan mesin,dan tenaga pembersih.

Rekening yang digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung dalam system akuntansi umum disebut tenaa kerja langsung.Sedangkan biaya kerja tak langsung dicatat dalam satu atau beberapa rekening tenaga kerja tak langsung.

Overhead Pabrik

Biaya-biaya produksi lain,selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung disebut overhead pabrik.Biaya-biaya ini disebut juga biaya produksi tak langsung.contoh biaya overhead pabrik
Contoh overhead pabrik

Tenaga kerja tak langsung Biaya listrik pabrik

Bahan tak langsung : Biaya gas pabrik

Bahan Pembersih Depresiasi mesin dan peralatan

Bahan Pelumas (oil dll) Amortisasi hak paten

Bahan bakar (solar dll) Penghapusan alat-alat kerja kecil

Reparasi gedung dan peralatan pabrik Asuransi tenaga kerja

Asuransi peralatan pabrik Pajak penghasilan tenaga kerja

Pajak bangunan pabrik Pabrik

HARGA POKOK PRODUK DAN BIAYA PERIODE

Dalam perusahaan manufaktur terjadi baik biaya periode maupun harga pokok produk.Harga pokok produk dikeluarkan untuk tujuan mendapatkan barang dagangan atau menghasilkan produk jadi.

C. REKENING – REKENING KHUSUS DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Rekening-rekening dalam buku besar sebuah perusahaan manufaktur, biasanya lebih banyak dibandingkan dengan rekening buku besar sebuah perusahaan dagang. Hal ini disebabkan oleh sifat operasi perusahaan manufaktur yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan perusahaan dagang.

Rekening yang khusus dijumpai dalam perusahaan manufaktur, antara lain: Perlengkapan Pabrik, Biaya Pemakaian Perlengkapan Pabrik, Persediaan Bahan Baku, Persediaan Barang dalam Proses, Persediaan Barang Jadi, dan Barang dalam Proses. Berikut ini akan dijelaskan beberapa rekening yang biasa dijumpai dalam perusahaan manufaktur.

Rekening Pembelian Bahan Baku

Perusahaan menggunakan sistem akuntansi umum untuk kegiatan manufakturnya, maka semua biaya bahan langsung dicatat dengan mendebet rekening Pembelian Bahan Baku. Apabila perusahaan menggunakan sistem voucher, maka dalam voucher register bisa disediakan kolom khusus untuk pendebetan ke dalam rekening pembelian Bahan Baku.

Rekening Ikhtisar Biaya Produksi

Dalam perusahaan manufaktur biasanya digunakan satu buah rekening untuk menampung pembebanan semua biaya produksi, baik biaya produksi langsung maupun tidak langsung.

Rekening Persediaan Bahan Baku

Perusahan menggunakan sistem akuntansi umum, maka persediaan bahan baku yang ada dalam persediaan (yang ada di gudang) harus ditentukan dengan cara melakukan perhitungan fisik atas persediaan. Jumlah persediaan yang ditentukan melalui perhitungan fisik tersebut, kemudian melalui jurnal penutup dicatat ke dalam rekening Persediaan Bahan Baku. Jumlah saldo pada akhir periode yang nampak dalam rekening ini, akan menjadi saldo awal untuk periode berikutnya.

Rekening Persediaan Barang Dalam Proses

Setiap perusahaan manufaktur biasanya mempunyai sejumlah barang yang masih berada dalam proses pengerjaan. Barang-barang yang masih dalam keadaan belum selesai dikerjakan yang ada pada akhir periode disebut persediaan barang dalam proses.

Rekening Persedian Barang Jadi

Persediaan barang jadi dalam perusahaan manufaktur hamper sama dengan persediaan barang dagngan dalam sebuah perusahan dagang, keduanya merupakan barang yang sudah siap untuk dijual. Perbedaanya ialah bahwa persedian barang dagangan diperoleh malalui pembelian, sedangkan persediaan barang jadi diperoleh melalui proses produksi.

LAPORAN RUGI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Laporan rugi-laba pada perushaan manufaktur mirip dengan laporan rugi laba pada perusahaan dagang. Keduanya melaporkan pendapatan (penjualan), biaya penjualan dan biaya umum & administrasi. Namun pada bagian harga pokok penjualan nampak perbedaan yang agak menonjol. Dalam laporan rugi-laba perusahaan manufaktur, “Pembelian” diganti dengan “Harga Pokok Produksi” dan “Persediaan Barang Dagangan” diganti dengan “Persediaan Barang Jadi”

Laporan harga pokok produksi

Elemen-elemen biaya produksi terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Laporan harga pokok produksi dirancang untuk memberikan informasi mengenai biaya-biaya tersebut, seperti terlihat dalam gambar 10-5 (Buku Hlm.10-5). Dalam laporan tersebut nampak bahwa bagian 1 lapora harga pokok produksi menunjukkan biaya pemakaian bahan langsung. Format bagian 1 ini mirip sekali dengan format harga pokok penjualan pada laporan rugi-laba perusuhaan dagang.

Bagian 2 menunjukkan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan bagian 3 menunjukkan biaya overhead pabrik. Apabila biaya overhead pabrik tidak terlalu banyak jenisnya, maka biaya-biaya tresebut dapat didaftar dalam laporan harga pokok produksi seperti nampak dalam gambar 10-5. Akan tetapi iika jenis barang overhead cukup banyak, maka dalam laporan harga pokok produksi hanya dilaporkan total biaya overhead, sedangkan rincian biaya overhead dapat dilaporkan dalam suatu daftar tersendiri yang merupakan lampiran dri laporan harga pokok produksi.

Bagian 4 merupakan bagian akhir dari laporan harga pokok produksi.

D. NERACA LAJUR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Lihat halaman 418 ( Buku Al Haryono Jusuf )

Seperti terlihat dalam neraca lajur pada gambar 10-6,kolom “Neraca Saldo Setelah Disesuaikan”dapat dihilangkan untuk menghemat ruang dan waktu penngerjaan.Neraca lajur dibuat perusahaan dengan tujuan:

1. Untuk melihat pengaruh penyesuaian atas rekening-rekening sebelum membuat penyesuaian dalam jurnal dan membukunya ke dalam rekening yang bersangkutan.

2. Memisah-misahkan rekening-rekening (setelah disesuaikan) berdasarkan laporan yang akan menjadi tempat pelaporan masing-masingrekening.

3. Menghitung dan menguji keteletian perhitungan laba bersih.

PERBEDAAN NERACA LAJUR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN PERUSAHAAN DAGANG

Apabila kita bandingkan antara neraca lajur pada sebuah perusahaan manufaktur deenga neraca lajur pada perusahaan dagang (lihat Bab 7 Dasar-dasar Akuntansi jilid 1),terlihat bahwa dalam neraca lajur perusahaan manufaktur terdapat sepasang kolom tambahan, yaitu kolom “Laporan Harga Pokok Produksi”. Seperti telah diterangkan di atas, dalam perusahaan manufaktur diperlukan laporan tambahan yanag disebut laporan harga pokok produksi. Penambahan kolom tersebut dalam neraca lajur dimaksudkan agar penyusunan laporan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan mudah,seperti halny laporan rugi-laba dan neraca.

Pembutan dan pengerjaan kolom penyesuaian pada prisipnya tidak berbeda dengan perusahaan dagang. Begitu pula cara pengerjaan bagian lain dari neraca lajur, tremasuk penentuan rugi-laba pada perinsipnya sama dengan pengerjaan neraca lajur dalam perusahaan dagang.

PENYUSUNAN NERACA LAJUR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Penyusunan neraca lajur pada perushaan manufaktur dimulai dengan memasukkan saldo-saldo rekening yang belum disesuikan ke dalam kolom “Neraca Saldo”.selanjutnya dimasukkan juga penyesuaian yang diperlukan pada kolom “penyesuian”.

Informasi untuk Penyesuaian PT Semeru

Penyesuaiaan yang nampak pada neraca lajur (Gambar 10-6) di atas dibuat berdasarkan informasi sebagai berikut :

(a) Kerugian piutang ditaksir 0,5% dari penjualan, atau Rp 1.550,00.

(b) Pemakaian perlengkapan kator Rp 100,00.

(c) Pemakaian perlengkapan pengangkutan Rp 250,00

(d) Pemakaian perlengkapan pabrik Rp 500,00.Disamping itu dipakai pula bahan baku seharga Rp 100,00 sebagai perlengkapan pabrik.

(e) Biaya ansuransi pabrik periode ini Rp 1.100,00, dan biaya asuransi biaya peralatan angkutan Rp 300,00.

(f) Peralatan kerja yang masih ada berjumlah Rp 1.100,00.Pemakaian peralatan kerja pada Pt Semeru diperlukan seperti halnya pemakaian perlengkapan pabrik.

(g) Depresiasi peralatan angkutan Rp 2.100,00.

(h) Depresiasi perlengkapan kantor Rp 200,00.

(i) Depresiasi mesin pabrik Rp 3.500,00.

(j) Depresiasi gedung pabrik Rp 1.800,00.

(k) Amortisasi paten per tahun adalah 1/17 dari harga perolehan hak paten atau Rp 800,00.

(l) Pada akhir tahun,upah yang harus di bayar terdiri dari : tenaga kerja langsung Rp 400,00; tenaga kerja tak langsung Rp 60,00; dan upah pegawai pengangkutan Rp 80,00.Karyawan lainya dibayar secara bulanan pada tiap akhir bulan.

(m)Masih harus bayar bunga atas utang wesel Rp 2.000,00.

(n) Pajak penghasilan berjumlah Rp 32.600,00.

Memasukan Saldo setelah Disesuaikan ke dalam Kolom Laporan yang Sesuai di Nerca Saldo

Setelah penyesuaian selesai di kerjakan,tahap berikutnya adalah mengabungkan saldo dalam kolom Neraca saldfo dalam kolom Penyersuian (kalau ada), dan memasukkan hasilnya dalam kolom laporan yang sesuai.Pos-pos yang dimasukkan kedalam Harga Pokok Produksi terdiri dari bahan baku,persediaan barang dalam proses, tenaga kerja langsung,dan semua biaya yang termasuk dalam overhead pabrik.Pos-pos yang di cantumkan dalam kolom laporan Rugi-Laba terdiri dari persediaan awal barang jadi,pendapatan,biaya penjualan,biaya umum dan administrasi,dan biaya lainya.Pos-pos lainya dilaporkan kedalam neraca (aktiva, kewajiban, dan modal).

Memasukkan Jumlah Persedian Akhir

Setelah pos-pos dalam neraca saldo yang telah disesuaikan dimasukkan ke dalam kolom-kolom untuk laporan yang sesuai di neraca lajur,maka tahap berikutnya adalah memasukkan jumlah-jumlah persediaan akhir ke dalam neraca tersebut. Oleh karena persediaan bahan baku dan persediaan barang dalam proses dikurangkan dalam laporan harga pokok produksi, maka jumlah persediaan akhir bahan baku dan persediaan akhir barang dalam proses dimasukkan pada kolom kredit Laporan Harga Pokok Produksi. Di lain pihak, karena persediaan akhir merupakan aktiva, maka kedua saldo persedian akhir tersebut harus di cantumkan juga pada sisi debet kolom Nerca.

Dalam Gambar 10-6 di atas, persediaan akhir bahan baku dimsalkan berjumlah Rp9.000,00, dan persedian akhir barang dalam proses dimisalkan berjumlah Rp7.500,00. Kedua jumlah persediaan akhir tersebut ditentukan berdasarkan perhitungan fisik pada akhir periode.

Persediaan akhir barang jadi juga ditentukan berdasarkan perhitungan fisik dan akhir tahun. Dalam Gambar 10-6, dimisalkan bahwa Pt Semeru memiliki persediaan akhir barang jadi sebesar Rp10.300,00. Jumlah persediaan akhir barang jadi tersebut dimasukkan kedalam kolom kredit Laporan Rugi-Laba dan selain itu juga di cantumkan pada kolom debet Neraca, karena persediaan merupakan aktiva.

Setelah persediaan akhir dimasukkan ke dalam neraca lajur, maka tahap selanjutnya adalah menjumlahkan kolom-kolom Laporn Pokok Produksi. Selisih kolom debet dan kolom krdit Laporan Harga Pokok Produksi merupakan jumlah harga pokok produksi pada periode yang bersangkutan. Jumlah tersebut harus dicantumkan pada kolom kredit Harga pokok Produksi, sehingga jumlah kolom debet sama dengtan kolom kredit. Jumlah harga pokok produksi juga dicantumkan pada kolom debet di kolom lporan Rugi-Laba. Langh\kah selanjutnya adalah menyelesaikan neraca lajur dengan cara yang sama seperti dalam neraca lajur untuk perusaaan dagang.

. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Setelah neraca lajur selesai dikerjakan,maka langkah berikutnya adalah menyusun laporan keuangan yang datanya telah tersedia dalam neraca lajur. Seperti telah diterangkan pada Bab 5 Dasar-dasar Akuntansi jilid 1 ,tujuan utama pembuatan neraca lajur adalah untk mempermudah menyusun laporan keuangan. Dengan telah selesainya pembuatan neraca lajur di atas,maka lapopran keuangan dapat disusun dengan lebih mudah. Laporan Harga Pokok Produksi disusun dengan mengutip data yang tercan tum dalam kolom Harga Pokok Produksi.Demikian pula laporan rugi-laba dan nerca disusun dengan mengutip data dari dua pasang kolom terakhir di naraca lajur.

JURNAL PENYESUAIAN

Pembuatan jurnal penyesuaian pada perusahaan manufaktur pada dasarnya tidak bebeda dengan jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang. Untuk setiap ayat penyesuaian yang tercantum pada kolom penyesuaian di neraca lajur, harus dibuat jurnal penyesuaian yang formal dalam jurnal umum.

Dalam contoh PT Semeru di atas (lihat “Informasi untuk penyesuain …” pada hlm. 420-421) dan penyesuain yang telah dikrjakan dalam kolom penyesuaian yang telah dikerjakan dalam kolom penyesuaian di neraca lajur, terlihat bahwa pembuatan jurnal penyesuaian di neraca lajur, terlihat bahwa pembuatan jurnal penyesuaian pada perusahaan manufaktur tidak berbeda dengan penyesuaian yang di buat pada perusahaan dagang. Namun demikian khusus untuk informasi penyesuaian butir (d), jurnal penyesuaian agak istemewa. Pada umumnya sisi debet rekening Perlengkapan Pabrik digunakan untuk mencatat pembelian segala macam perlengkapan pabrik yang digunkan perusahaan. Dalam kasus PT Semeru di atas, selain dari perlengkapan pabrik tersebut digunakan pula sejumlah bahan baku yang berfungsi sebagai perlengkapan pabrik (pemakaian bahan baku ini tidak menjadi bagian dari produk). Dalam informasi (d) tersebut di terangkan bahwa pemakaian perlengkapan pabrik selama periode tersebut adalah RP500,00, selain itu di gunakan pula bahan baku seharga Rp100,00, yang berfungsi sebagai perlengkapan pabrik. Oleh karena itu jurnal pemakaian perlengkapan pabrik adalah sebagai berikut :

Des. 31 Biaya Perlengkapan Pabrik ……………………… Rp 600,00

Perlengkapan Pabrik……………………….. Rp 500,00

Pembelian Bahan Baku …………………….. Rp 100,00

(Untuk mencatat pemakaian perlengkapan )

Setelah rekening pembelian Bahan Baku dikredit RP100,00,maka sisanya sebesar Rp85.000,00 akan merupakan pemakain bahan baku dalam periode tersebut, dan dilporkan dalam laporan Harga Pokok Produksi .

JURNAL PENUTUP

Rekening-rekening yang digunakan menghitung harga pokok produksi pada suatu periode akuntansi. Harus ditutup pada akhir periode. Biasanya penutupan dilakukan melalui rekening ikhtisar biya produksi dan selanjutnya rekening ikhtisar biaya produksi ditutup ke rekening laba – rugi.

Jurnal rekening menutup rekening-rekening biatya semua PT. Semeru adalah sebagai berikut :

Des 31 Ikhtisar laba rugi………………………………….. Rp. 187.000,00

Persediaan bahan baku……………….. Rp. 8.000,00

Pers. Barang dalam proses………….. Rp. 2.500,00

Pemb. Bahan baku…………………….. Rp. 85.000,00

Pemb. Bahan baku…………………….. Rp. 1.500.00

Tenaga kerja langsung……………….. Rp. 60.000,00

Tenaga kerja tak langsung………….. Rp. 9.000,00

Pengawas…………………………………. Rp. 6.000,00

Perlengkapan pabrik………………….. Rp. 2.600,00

Reparasi & pemeliharan Mesin…… Rp. 2.500,00

Pajak bumi dan bangunan pabrik… Rp. 1.900,00 Biaya perlengkapan pabrik…………. Rp. 600,00

Asuransi pabrik………………………….. Rp. 1.100,00

Penghapusan peraatan kerja…………. Rp. 200,00

Depresiasi mesin…………………………. Rp. 3.500,00

Depresiasi gedung ……………………… Rp 1.800,00

Amortisasi paten…………………………. Rp. 800,00

(Untuk menutup rekening – rekening biaya

Produksi yang bersaldo debet)

Des 31 Pers. Barang baku………………………. Rp. 9.000,00

Pers. Barang dalam proses…………… Rp. 7.500,00

Ikhtisar biaya produksi…….. Rp. 16.500,00

( Untuk mencatat pers. Akhir bahan baku dan pers.

Akhir barang dalam proses produksi dan mengurangkan

Dari rekening ikhtisar biaya produksi)

Ayat – ayat jurnal diatas dia mbil inforamsi yang terdapat pada kolom harga pokok produksi dalam neraca (gambar 10-6). Bandingkan ayat jurnal pertama dengan informasi yang terdapat pada sisi debet kolom harga pokok produksi.

Perhatikan bahwa jurnal didebetkan pada rekening ikhtisar biaya produksi diambil dari total kolom tersebut dikreditkan untuk menutupnya. Ayat jurnal yang kedua mempunyai fungsi yaitu :

untuk mencatat persedian akhir bahan baku dan pers. Akhir barang dalam proses.
untuk mengurangkan kedua jumlah yang masih berstatus sebagai pers. Dari ikhtisar biaya produksi.

Pengaruh dari kedua ayat jurnal diatas ialah bahwa rekening ikhtisar biaya produksi akhirnya akan menunjukkan saldo debat sebesar Rp. 170.500,00. jumlah tersebut tidak lain adalah harga pokok produksi untuk periode yang bersangkutan.

Saldo rp. 170.500,00 dalam rekening ikhtisar biaya produksi ditutup ke rekening laba rugi bersama dengan penutupan rekening-rekening non biaya produksi. (biaya-biaya penjualan dan biayay-biaya umum & administrasi serta biaya lainnya ). Seperti nampak pada kolom debet laba rugi dineraca lajur. Ayat jurnal penutup. Yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Des. 31 Laba Rugi………………………………………………. Rp. 274.200

Pers. Barang Jadi………………………….. Rp. 11.200

Gaji Pegawai Penjualan…………………. Rp. 18.000

Biaya Adventensi………………………….. Rp. 5.500

Upah Peagawai Pengangkutan………… Rp. 12.000

Gaji Pegawai Kantor………………………. Rp. 15.700

Macam-Macam Biaya Umum………….. Rp. 200

Biaya Bunga………………………………….. Rp. 4000

Kerugian Piutang …………………………… Rp. 1.550

Biaya Perlengkapan Kantor……………… Rp. 100

Biaya Perlengkapan Pengangkutan……. Rp. 250

Biaya Asuransi Peralatan Angkutan…… Rp. 300

Biaya Depresiasi Peralatan Angkutan … Rp. 2.100

Biaya Depresiasi Peralatan Kantor…….. Rp. 200

Psjsk Penghasilan…………………………….. Rp. 32.600

Ikhtisar Biaya Produksi………………………. Rp. 170.500

Setelah dibuat ayat jurnal diatas, selanjutnya jurnal penutup lain yang diperlukan adalah untuk menutup rekening – rekening yang masih tertinggal di kolom rugi laba pada gambar 10-6.

Des 31 Persediaan barang jadi….. rp. 10.300,00

Penjualan ……………………. rp. 310.000,00

Rugi laba………………………… rp. 320.300,00

(untuk menutup rekening penjualan dan

Untuk mencatat persediaan akhir brg jadi)

Des 31 Rugi Laba……………………. rp. 46.100,00

Laba ditahan…….. rp. 46.100,00

(Untuk menutup rekening Laba Rugi)

E. MASALAH PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAN MANIFAKTUR

Apabila perusahan manufaktur menggunakan sistem akuntansi umum untuk kegiatan produksinya, maka perhitungan fisik persedian memegang peranan yang sangat penting. Hasil perhitungan fisik umntuk masing-masing jenis persediaan ( bahan baku, barang dalam proses, barang jadi ).tersebut kemudian dinilai berdasarkan dalam harga yang layak. Penilaian persediaan akhir bahan baku biasanya tdk begitu sulit karena persediaan bentuknya masih serupa dengan keadaan ketika dibeli. Akan tetapi penilaian atas persediaan akhir barang dalam proses dan barang jadi biasanya tidak mudah. Kedua persediaan tersebut mengadung unsur bahan baku yang telah diberi tambahan sejumlah tenaga kerja langsung overhead pabrik. Keduanya sudah tidak sama lagi dengan keadaan ketika dibeli. Oleh karena itu penentuan nilai kedua jenis persediaan itu menjdi tidak sederhana. Karena perlu menetapkan nilainya perlu ditaksir jumlah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang telah dimasukan kedalam masing-masing barang tersebut.

PENAKSIRAN BIAYA BAHAN LANGSUNG DALAM PERSEDIAAN AKHIR

Penaksitran biaya bahan baku lansung terdapat dalam barang dalam proses dan barang jadi biasanya tidak begitu sulit. Setelah jumlah unit barang proses penghitungan, maka bagian produksi biasanya dapat diperkirakan berapa banyak bahan langsung yang terkandung dalam tiap-tiap barang dalam proses, dan selanjutnya dapat ditentukan berapa harga bahan langsung yang terkandung dalam persediaan bahan dalam proses. Hal yang sama juga dapat dilakukan untuk menaksir harga bahan langsung yang terdapat pada persediaan barang jadi.

PENAKSIRAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DALA PERSEDIAAN AKHIR.

Proses penaksiran biaya tenaga kerja langsung dalam persediaan akhir barang dalam proses persediaan barang jadi pada dasarnya sama dengan penaksiran bahan baku. Penaggung jawab dibagian produksi harus menaksir presentase penyelesaian barang dalam proses dan menghitung biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan pada persediaan akhir barang dalam proses tersebut. Hal yang sama dilakukan pula untuk menaksir biaya tenaga kerja langsung yang dapat dibebenkan pada persediaan akhir barang jadi.

F. LATIAHN DAN PEMBAHASAN

Latihan 1 (Lihat Latihan 10-1 Buku Al Haryono hlmn 432)
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
Tahun 1998

Bahan baku Langsung Rp25.000.000
Tenaga kerja langsung Rp15.000.000
Biaya Overhead Rp20.000.000
Jumlah Biaya Produksi Rp60.000.000
BDP Akhir Rp 5.000.000
Harga Pokok Produksi Rp55.000.000
Persediaan Produk Jadi (Akhir) Rp18.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp37.000.000

Latihan 2 (Lihat Latihan 10-5 Buku Al Haryono hlmn 434)
PT TELUK BATANG
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
Tahun 1989

Bahan Langsung :
Persediaan Bahan baku Langsung (Awal) Rp75.000.000
Pembelian Rp182.000.000
Bahan baku Tersedia Digunakan Rp257.000.000
Persediaan bahan baku (Akhir) Rp70.000.000 -
Bahan Baku Yang Digunakan Rp187.000.000
Tenaga kerja langsung Rp125.000.000
OverHead :
Tenaga kerja langsung Rp 40.000.000
Listik & Gas Rp 35.000.000
Asuransi Rp 6.000.000
Pemeliharaan Mesin Pabrik Rp 8.000.000
Perlengkapan Pabrik Rp 6.000.000
Depresiasi Gedung pabrik Rp 9.000.000
Depresiasi Peralatan Rp 26.600.000 +
Total Biaya Overhead Rp130.600.000 +
Total Biaya Produksi Rp442.600.000
Persediaan BDP (Awal) Rp 21.200.000
Total BDP Tahun Ini Rp463.800.000
BDP Akhir Rp -23.800.000
Harga Pokok Produksi Rp440.000.000


LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN
Tahun 1989

Barang Jadi Tersedia Dijual Rp440.000.000
Persediaan Barang Jadi (Awal) Rp 10.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp430.000.000

Latihan 3 (Lihat Latihan 10-8 Buku Al Haryono hlmn 436)

PT JATAYU
Harga Pokok Barang Dalam Proses

Bahan baku Rp23,000,000.00
Tenaga Kerja Rp31,000,000.00
BOP Rp11,000,000.00
Total biaya produksi : Rp65,000,000.00
Saldo Awal Rp8,000,000.00
Total BDP Rp73,000,000.00

Harga Pokok Produksi :
Pesanan B-78 Rp3,000,000.00
Pesanan G-65 Rp19,000,000.00
Pesanan Y-11 Rp39,000,000.00
Total Harga Pokok Produksi : Rp61,000,000.00
BDP : Rp12,000,000.00

Perusahaan Manufaktur

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Posted: 16 Maret 2010 in makalah universitas
0

A. PENDAHULUAN

Perusahaa manufaktur yang tidak begitu besar dan sederhana pross produksinya,kadang-kadang menggunakan sistem akuntansi yang sederhana yang didaarkan pada sistem persediaan periodik.pecatatan persedian yang digunakan dalam proses produksi,penentuan barang yag masih dalam proses,dan barang yang terjual,didasarkan pada peritungan fisik periodik yang biasanya dilaukan pada akhir tahun.Dalam sitem seperti ini,perhitungan fisik sangat dominan untuk meetuan persediaan akhir,dan jumlah yang digunakan atau dijual selama periode.istem akuntansi seperti di gambarkan di atas disebut sistem akuntansi umum (general accounting system).Sistem akuntansi untuk operasi manufaktur yang didasarkan pada persediaan perpetual disebut system akuntansi biaya(cost accounting system).sistem akuntasi untuk operasi manufaktur yang didasarkan pada persediaan perpetual disebut sistem akuntasi biaya (cost acconting system)

B. PERBEDAAN POKOK AKUNTASI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG DENGAN

AKUNTASI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Perbedaan yang terdapat dalam akuntasi untuk perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang,disebabkan oleh adanya perbedaan dalam sifat operasinya.ciri pokok operasi perusahaan dagang adalah menjual barang dagangan tanpa mengolah lebih dahulu barang yang dibelinnya.dengan perkataan lain perusaahaan dagang tidak melakukan proses produksi,sehingga barang yang dibeli langsung dijual.dengan demikian penentuan harga pokok barang yang dibeli maupun dijual dalam perusahaan dagang relative mudah.operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang,karena perusahaan manufaktur membuat sendiri barang yang akan dijualnya.Dalam perusahaan manufaktur,penentuan harga pokok barang yang diproduksi dan harga pokok penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit.perusahaan manufaktur harus menggabungkan harga bahan yang dipakai,dengan biaya tenaga kerja dan biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang siap untuk dijual.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan ini,marilah kita bandingkan harga pokok penjualan dalam laporan rugi-laba perusahaan dagang degan laporan rugi-laba perusahaan manufaktur.

Perusahaan dagang Perusahaan manufaktur

Harga pokok penjualan :……………. Harga Pokok Penjualan :…………..

Pers Awal brg dagangan…….Rp 14.200,00 Pers. Awal Barang Jadi………Rp 11.200,00

Pembelian bers………………Rp 34.150,00 Harga Pokok Produksi (Lihat La-

Poran Harga Pokok Produksi) Rp 170.500,00

Barang tersedia dijual……..Rp 48.350,00 Barang Tersedia Dijual…….Rp.181.700,00

Pers. akhir brg dagangan…..Rp 12.100.00 Pers Akhir Barang Jadi…….Rp. 10.300,00

Harga pokok penjualan…….Rp 36.250.00 Harga pokok penjualan……Rp.171.400,00

Perbedaan ini timbul karena perusahaan dagang langsung menjual barang yang dibelinya,sedangkan peusahaan manufaktur harus membuat dulu barang yang akan dijualnya.

Laporan harga pokok produksi menujukkan biaya untuk menghasilkan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur.Adanya perbedaan catatan dan teknik yang digunakan dalam akuntansi untuk biaya-biaya ini,menyebabkan timbulnya perbedaan dalam karakteristik akuntansi perusahaan manufaktur.

ELEMEN-ELEMEN BIAYA PRODUKSI

Dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk,perusahaan manufaktur biasanya mengeluarkan berbagai macam biaya.Biaya yang beraneka ragam tersebut dapat dikelompokan menjadi 3 golongan besar,yakni :bahan langsung,tenaga kerja langsung,dan overhead pabrik.

Bahan Langsung

Bahan yang digunakan dan menjadi bagian dari produk jadi disebut bahan langsung.sebagai contoh,bahan langsung dalam sebuah pabrik sepatu terdiri dari kulit,kain,benang,paku,dan lem. Bahan langsug harus dibedakan dari bahan tak langsung yang meliputi bahan-bahan perlengkapan pabrik seperti minyak dan oli mesin,bahan bakar dan sebagainya.bahan tak langsung digunakan dalam proses produksi,tetapi tidak menjadi bagian dari produk jadi.oleh karena itu,biaya bahan tak langsung menjadi sukar untuk ditelusuri ke unit barang tertentu atau proses tertentu.

Barang-barang yag dibeli perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi disebut bahan baku (raw material).biasanya bahan baku digunakan dalam proses produksi,seperti halnya bahan langsung.pada saat dibeli bahan tersebut didebet ke rekening pembelian bahan baku.akan tetapi jika bahan yang dibeli tersebut akan digunakan sebagai bahan tak langsung,maka rekening yang digunakan adalah perlengkapan pabrik.

Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses mengubah bahan menjadi produk jadi disebut tenaga kerja langsung.tenaga kerja tak langsung digunakan dalam proses produksi tetapi tidak bias dihubungkan atau diterapkan pada suatu produk tertentu.oleh karena itu tenaga kerja tak langsung tidak dapat dengan mudah dihubungkan atau dibebankan pada unit atau proses tertentu. Contoh tenaga kerja tak langsung adalah tenaga pengawas,tenaga pemeliharaan mesin,dan tenaga pembersih.

Rekening yang digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung dalam system akuntansi umum disebut tenaa kerja langsung.Sedangkan biaya kerja tak langsung dicatat dalam satu atau beberapa rekening tenaga kerja tak langsung.

Overhead Pabrik

Biaya-biaya produksi lain,selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung disebut overhead pabrik.Biaya-biaya ini disebut juga biaya produksi tak langsung.contoh biaya overhead pabrik
Contoh overhead pabrik

Tenaga kerja tak langsung Biaya listrik pabrik

Bahan tak langsung : Biaya gas pabrik

Bahan Pembersih Depresiasi mesin dan peralatan

Bahan Pelumas (oil dll) Amortisasi hak paten

Bahan bakar (solar dll) Penghapusan alat-alat kerja kecil

Reparasi gedung dan peralatan pabrik Asuransi tenaga kerja

Asuransi peralatan pabrik Pajak penghasilan tenaga kerja

Pajak bangunan pabrik Pabrik

HARGA POKOK PRODUK DAN BIAYA PERIODE

Dalam perusahaan manufaktur terjadi baik biaya periode maupun harga pokok produk.Harga pokok produk dikeluarkan untuk tujuan mendapatkan barang dagangan atau menghasilkan produk jadi.

C. REKENING – REKENING KHUSUS DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Rekening-rekening dalam buku besar sebuah perusahaan manufaktur, biasanya lebih banyak dibandingkan dengan rekening buku besar sebuah perusahaan dagang. Hal ini disebabkan oleh sifat operasi perusahaan manufaktur yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan perusahaan dagang.

Rekening yang khusus dijumpai dalam perusahaan manufaktur, antara lain: Perlengkapan Pabrik, Biaya Pemakaian Perlengkapan Pabrik, Persediaan Bahan Baku, Persediaan Barang dalam Proses, Persediaan Barang Jadi, dan Barang dalam Proses. Berikut ini akan dijelaskan beberapa rekening yang biasa dijumpai dalam perusahaan manufaktur.

Rekening Pembelian Bahan Baku

Perusahaan menggunakan sistem akuntansi umum untuk kegiatan manufakturnya, maka semua biaya bahan langsung dicatat dengan mendebet rekening Pembelian Bahan Baku. Apabila perusahaan menggunakan sistem voucher, maka dalam voucher register bisa disediakan kolom khusus untuk pendebetan ke dalam rekening pembelian Bahan Baku.

Rekening Ikhtisar Biaya Produksi

Dalam perusahaan manufaktur biasanya digunakan satu buah rekening untuk menampung pembebanan semua biaya produksi, baik biaya produksi langsung maupun tidak langsung.

Rekening Persediaan Bahan Baku

Perusahan menggunakan sistem akuntansi umum, maka persediaan bahan baku yang ada dalam persediaan (yang ada di gudang) harus ditentukan dengan cara melakukan perhitungan fisik atas persediaan. Jumlah persediaan yang ditentukan melalui perhitungan fisik tersebut, kemudian melalui jurnal penutup dicatat ke dalam rekening Persediaan Bahan Baku. Jumlah saldo pada akhir periode yang nampak dalam rekening ini, akan menjadi saldo awal untuk periode berikutnya.

Rekening Persediaan Barang Dalam Proses

Setiap perusahaan manufaktur biasanya mempunyai sejumlah barang yang masih berada dalam proses pengerjaan. Barang-barang yang masih dalam keadaan belum selesai dikerjakan yang ada pada akhir periode disebut persediaan barang dalam proses.

Rekening Persedian Barang Jadi

Persediaan barang jadi dalam perusahaan manufaktur hamper sama dengan persediaan barang dagngan dalam sebuah perusahan dagang, keduanya merupakan barang yang sudah siap untuk dijual. Perbedaanya ialah bahwa persedian barang dagangan diperoleh malalui pembelian, sedangkan persediaan barang jadi diperoleh melalui proses produksi.

LAPORAN RUGI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Laporan rugi-laba pada perushaan manufaktur mirip dengan laporan rugi laba pada perusahaan dagang. Keduanya melaporkan pendapatan (penjualan), biaya penjualan dan biaya umum & administrasi. Namun pada bagian harga pokok penjualan nampak perbedaan yang agak menonjol. Dalam laporan rugi-laba perusahaan manufaktur, “Pembelian” diganti dengan “Harga Pokok Produksi” dan “Persediaan Barang Dagangan” diganti dengan “Persediaan Barang Jadi”

Laporan harga pokok produksi

Elemen-elemen biaya produksi terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Laporan harga pokok produksi dirancang untuk memberikan informasi mengenai biaya-biaya tersebut, seperti terlihat dalam gambar 10-5 (Buku Hlm.10-5). Dalam laporan tersebut nampak bahwa bagian 1 lapora harga pokok produksi menunjukkan biaya pemakaian bahan langsung. Format bagian 1 ini mirip sekali dengan format harga pokok penjualan pada laporan rugi-laba perusuhaan dagang.

Bagian 2 menunjukkan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan bagian 3 menunjukkan biaya overhead pabrik. Apabila biaya overhead pabrik tidak terlalu banyak jenisnya, maka biaya-biaya tresebut dapat didaftar dalam laporan harga pokok produksi seperti nampak dalam gambar 10-5. Akan tetapi iika jenis barang overhead cukup banyak, maka dalam laporan harga pokok produksi hanya dilaporkan total biaya overhead, sedangkan rincian biaya overhead dapat dilaporkan dalam suatu daftar tersendiri yang merupakan lampiran dri laporan harga pokok produksi.

Bagian 4 merupakan bagian akhir dari laporan harga pokok produksi.

D. NERACA LAJUR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Lihat halaman 418 ( Buku Al Haryono Jusuf )

Seperti terlihat dalam neraca lajur pada gambar 10-6,kolom “Neraca Saldo Setelah Disesuaikan”dapat dihilangkan untuk menghemat ruang dan waktu penngerjaan.Neraca lajur dibuat perusahaan dengan tujuan:

1. Untuk melihat pengaruh penyesuaian atas rekening-rekening sebelum membuat penyesuaian dalam jurnal dan membukunya ke dalam rekening yang bersangkutan.

2. Memisah-misahkan rekening-rekening (setelah disesuaikan) berdasarkan laporan yang akan menjadi tempat pelaporan masing-masingrekening.

3. Menghitung dan menguji keteletian perhitungan laba bersih.

PERBEDAAN NERACA LAJUR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN PERUSAHAAN DAGANG

Apabila kita bandingkan antara neraca lajur pada sebuah perusahaan manufaktur deenga neraca lajur pada perusahaan dagang (lihat Bab 7 Dasar-dasar Akuntansi jilid 1),terlihat bahwa dalam neraca lajur perusahaan manufaktur terdapat sepasang kolom tambahan, yaitu kolom “Laporan Harga Pokok Produksi”. Seperti telah diterangkan di atas, dalam perusahaan manufaktur diperlukan laporan tambahan yanag disebut laporan harga pokok produksi. Penambahan kolom tersebut dalam neraca lajur dimaksudkan agar penyusunan laporan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan mudah,seperti halny laporan rugi-laba dan neraca.

Pembutan dan pengerjaan kolom penyesuaian pada prisipnya tidak berbeda dengan perusahaan dagang. Begitu pula cara pengerjaan bagian lain dari neraca lajur, tremasuk penentuan rugi-laba pada perinsipnya sama dengan pengerjaan neraca lajur dalam perusahaan dagang.

PENYUSUNAN NERACA LAJUR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Penyusunan neraca lajur pada perushaan manufaktur dimulai dengan memasukkan saldo-saldo rekening yang belum disesuikan ke dalam kolom “Neraca Saldo”.selanjutnya dimasukkan juga penyesuaian yang diperlukan pada kolom “penyesuian”.

Informasi untuk Penyesuaian PT Semeru

Penyesuaiaan yang nampak pada neraca lajur (Gambar 10-6) di atas dibuat berdasarkan informasi sebagai berikut :

(a) Kerugian piutang ditaksir 0,5% dari penjualan, atau Rp 1.550,00.

(b) Pemakaian perlengkapan kator Rp 100,00.

(c) Pemakaian perlengkapan pengangkutan Rp 250,00

(d) Pemakaian perlengkapan pabrik Rp 500,00.Disamping itu dipakai pula bahan baku seharga Rp 100,00 sebagai perlengkapan pabrik.

(e) Biaya ansuransi pabrik periode ini Rp 1.100,00, dan biaya asuransi biaya peralatan angkutan Rp 300,00.

(f) Peralatan kerja yang masih ada berjumlah Rp 1.100,00.Pemakaian peralatan kerja pada Pt Semeru diperlukan seperti halnya pemakaian perlengkapan pabrik.

(g) Depresiasi peralatan angkutan Rp 2.100,00.

(h) Depresiasi perlengkapan kantor Rp 200,00.

(i) Depresiasi mesin pabrik Rp 3.500,00.

(j) Depresiasi gedung pabrik Rp 1.800,00.

(k) Amortisasi paten per tahun adalah 1/17 dari harga perolehan hak paten atau Rp 800,00.

(l) Pada akhir tahun,upah yang harus di bayar terdiri dari : tenaga kerja langsung Rp 400,00; tenaga kerja tak langsung Rp 60,00; dan upah pegawai pengangkutan Rp 80,00.Karyawan lainya dibayar secara bulanan pada tiap akhir bulan.

(m)Masih harus bayar bunga atas utang wesel Rp 2.000,00.

(n) Pajak penghasilan berjumlah Rp 32.600,00.

Memasukan Saldo setelah Disesuaikan ke dalam Kolom Laporan yang Sesuai di Nerca Saldo

Setelah penyesuaian selesai di kerjakan,tahap berikutnya adalah mengabungkan saldo dalam kolom Neraca saldfo dalam kolom Penyersuian (kalau ada), dan memasukkan hasilnya dalam kolom laporan yang sesuai.Pos-pos yang dimasukkan kedalam Harga Pokok Produksi terdiri dari bahan baku,persediaan barang dalam proses, tenaga kerja langsung,dan semua biaya yang termasuk dalam overhead pabrik.Pos-pos yang di cantumkan dalam kolom laporan Rugi-Laba terdiri dari persediaan awal barang jadi,pendapatan,biaya penjualan,biaya umum dan administrasi,dan biaya lainya.Pos-pos lainya dilaporkan kedalam neraca (aktiva, kewajiban, dan modal).

Memasukkan Jumlah Persedian Akhir

Setelah pos-pos dalam neraca saldo yang telah disesuaikan dimasukkan ke dalam kolom-kolom untuk laporan yang sesuai di neraca lajur,maka tahap berikutnya adalah memasukkan jumlah-jumlah persediaan akhir ke dalam neraca tersebut. Oleh karena persediaan bahan baku dan persediaan barang dalam proses dikurangkan dalam laporan harga pokok produksi, maka jumlah persediaan akhir bahan baku dan persediaan akhir barang dalam proses dimasukkan pada kolom kredit Laporan Harga Pokok Produksi. Di lain pihak, karena persediaan akhir merupakan aktiva, maka kedua saldo persedian akhir tersebut harus di cantumkan juga pada sisi debet kolom Nerca.

Dalam Gambar 10-6 di atas, persediaan akhir bahan baku dimsalkan berjumlah Rp9.000,00, dan persedian akhir barang dalam proses dimisalkan berjumlah Rp7.500,00. Kedua jumlah persediaan akhir tersebut ditentukan berdasarkan perhitungan fisik pada akhir periode.

Persediaan akhir barang jadi juga ditentukan berdasarkan perhitungan fisik dan akhir tahun. Dalam Gambar 10-6, dimisalkan bahwa Pt Semeru memiliki persediaan akhir barang jadi sebesar Rp10.300,00. Jumlah persediaan akhir barang jadi tersebut dimasukkan kedalam kolom kredit Laporan Rugi-Laba dan selain itu juga di cantumkan pada kolom debet Neraca, karena persediaan merupakan aktiva.

Setelah persediaan akhir dimasukkan ke dalam neraca lajur, maka tahap selanjutnya adalah menjumlahkan kolom-kolom Laporn Pokok Produksi. Selisih kolom debet dan kolom krdit Laporan Harga Pokok Produksi merupakan jumlah harga pokok produksi pada periode yang bersangkutan. Jumlah tersebut harus dicantumkan pada kolom kredit Harga pokok Produksi, sehingga jumlah kolom debet sama dengtan kolom kredit. Jumlah harga pokok produksi juga dicantumkan pada kolom debet di kolom lporan Rugi-Laba. Langh\kah selanjutnya adalah menyelesaikan neraca lajur dengan cara yang sama seperti dalam neraca lajur untuk perusaaan dagang.

. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Setelah neraca lajur selesai dikerjakan,maka langkah berikutnya adalah menyusun laporan keuangan yang datanya telah tersedia dalam neraca lajur. Seperti telah diterangkan pada Bab 5 Dasar-dasar Akuntansi jilid 1 ,tujuan utama pembuatan neraca lajur adalah untk mempermudah menyusun laporan keuangan. Dengan telah selesainya pembuatan neraca lajur di atas,maka lapopran keuangan dapat disusun dengan lebih mudah. Laporan Harga Pokok Produksi disusun dengan mengutip data yang tercan tum dalam kolom Harga Pokok Produksi.Demikian pula laporan rugi-laba dan nerca disusun dengan mengutip data dari dua pasang kolom terakhir di naraca lajur.

JURNAL PENYESUAIAN

Pembuatan jurnal penyesuaian pada perusahaan manufaktur pada dasarnya tidak bebeda dengan jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang. Untuk setiap ayat penyesuaian yang tercantum pada kolom penyesuaian di neraca lajur, harus dibuat jurnal penyesuaian yang formal dalam jurnal umum.

Dalam contoh PT Semeru di atas (lihat “Informasi untuk penyesuain …” pada hlm. 420-421) dan penyesuain yang telah dikrjakan dalam kolom penyesuaian yang telah dikerjakan dalam kolom penyesuaian di neraca lajur, terlihat bahwa pembuatan jurnal penyesuaian di neraca lajur, terlihat bahwa pembuatan jurnal penyesuaian pada perusahaan manufaktur tidak berbeda dengan penyesuaian yang di buat pada perusahaan dagang. Namun demikian khusus untuk informasi penyesuaian butir (d), jurnal penyesuaian agak istemewa. Pada umumnya sisi debet rekening Perlengkapan Pabrik digunakan untuk mencatat pembelian segala macam perlengkapan pabrik yang digunkan perusahaan. Dalam kasus PT Semeru di atas, selain dari perlengkapan pabrik tersebut digunakan pula sejumlah bahan baku yang berfungsi sebagai perlengkapan pabrik (pemakaian bahan baku ini tidak menjadi bagian dari produk). Dalam informasi (d) tersebut di terangkan bahwa pemakaian perlengkapan pabrik selama periode tersebut adalah RP500,00, selain itu di gunakan pula bahan baku seharga Rp100,00, yang berfungsi sebagai perlengkapan pabrik. Oleh karena itu jurnal pemakaian perlengkapan pabrik adalah sebagai berikut :

Des. 31 Biaya Perlengkapan Pabrik ……………………… Rp 600,00

Perlengkapan Pabrik……………………….. Rp 500,00

Pembelian Bahan Baku …………………….. Rp 100,00

(Untuk mencatat pemakaian perlengkapan )

Setelah rekening pembelian Bahan Baku dikredit RP100,00,maka sisanya sebesar Rp85.000,00 akan merupakan pemakain bahan baku dalam periode tersebut, dan dilporkan dalam laporan Harga Pokok Produksi .

JURNAL PENUTUP

Rekening-rekening yang digunakan menghitung harga pokok produksi pada suatu periode akuntansi. Harus ditutup pada akhir periode. Biasanya penutupan dilakukan melalui rekening ikhtisar biya produksi dan selanjutnya rekening ikhtisar biaya produksi ditutup ke rekening laba – rugi.

Jurnal rekening menutup rekening-rekening biatya semua PT. Semeru adalah sebagai berikut :

Des 31 Ikhtisar laba rugi………………………………….. Rp. 187.000,00

Persediaan bahan baku……………….. Rp. 8.000,00

Pers. Barang dalam proses………….. Rp. 2.500,00

Pemb. Bahan baku…………………….. Rp. 85.000,00

Pemb. Bahan baku…………………….. Rp. 1.500.00

Tenaga kerja langsung……………….. Rp. 60.000,00

Tenaga kerja tak langsung………….. Rp. 9.000,00

Pengawas…………………………………. Rp. 6.000,00

Perlengkapan pabrik………………….. Rp. 2.600,00

Reparasi & pemeliharan Mesin…… Rp. 2.500,00

Pajak bumi dan bangunan pabrik… Rp. 1.900,00 Biaya perlengkapan pabrik…………. Rp. 600,00

Asuransi pabrik………………………….. Rp. 1.100,00

Penghapusan peraatan kerja…………. Rp. 200,00

Depresiasi mesin…………………………. Rp. 3.500,00

Depresiasi gedung ……………………… Rp 1.800,00

Amortisasi paten…………………………. Rp. 800,00

(Untuk menutup rekening – rekening biaya

Produksi yang bersaldo debet)

Des 31 Pers. Barang baku………………………. Rp. 9.000,00

Pers. Barang dalam proses…………… Rp. 7.500,00

Ikhtisar biaya produksi…….. Rp. 16.500,00

( Untuk mencatat pers. Akhir bahan baku dan pers.

Akhir barang dalam proses produksi dan mengurangkan

Dari rekening ikhtisar biaya produksi)

Ayat – ayat jurnal diatas dia mbil inforamsi yang terdapat pada kolom harga pokok produksi dalam neraca (gambar 10-6). Bandingkan ayat jurnal pertama dengan informasi yang terdapat pada sisi debet kolom harga pokok produksi.

Perhatikan bahwa jurnal didebetkan pada rekening ikhtisar biaya produksi diambil dari total kolom tersebut dikreditkan untuk menutupnya. Ayat jurnal yang kedua mempunyai fungsi yaitu :

untuk mencatat persedian akhir bahan baku dan pers. Akhir barang dalam proses.
untuk mengurangkan kedua jumlah yang masih berstatus sebagai pers. Dari ikhtisar biaya produksi.

Pengaruh dari kedua ayat jurnal diatas ialah bahwa rekening ikhtisar biaya produksi akhirnya akan menunjukkan saldo debat sebesar Rp. 170.500,00. jumlah tersebut tidak lain adalah harga pokok produksi untuk periode yang bersangkutan.

Saldo rp. 170.500,00 dalam rekening ikhtisar biaya produksi ditutup ke rekening laba rugi bersama dengan penutupan rekening-rekening non biaya produksi. (biaya-biaya penjualan dan biayay-biaya umum & administrasi serta biaya lainnya ). Seperti nampak pada kolom debet laba rugi dineraca lajur. Ayat jurnal penutup. Yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Des. 31 Laba Rugi………………………………………………. Rp. 274.200

Pers. Barang Jadi………………………….. Rp. 11.200

Gaji Pegawai Penjualan…………………. Rp. 18.000

Biaya Adventensi………………………….. Rp. 5.500

Upah Peagawai Pengangkutan………… Rp. 12.000

Gaji Pegawai Kantor………………………. Rp. 15.700

Macam-Macam Biaya Umum………….. Rp. 200

Biaya Bunga………………………………….. Rp. 4000

Kerugian Piutang …………………………… Rp. 1.550

Biaya Perlengkapan Kantor……………… Rp. 100

Biaya Perlengkapan Pengangkutan……. Rp. 250

Biaya Asuransi Peralatan Angkutan…… Rp. 300

Biaya Depresiasi Peralatan Angkutan … Rp. 2.100

Biaya Depresiasi Peralatan Kantor…….. Rp. 200

Psjsk Penghasilan…………………………….. Rp. 32.600

Ikhtisar Biaya Produksi………………………. Rp. 170.500

Setelah dibuat ayat jurnal diatas, selanjutnya jurnal penutup lain yang diperlukan adalah untuk menutup rekening – rekening yang masih tertinggal di kolom rugi laba pada gambar 10-6.

Des 31 Persediaan barang jadi….. rp. 10.300,00

Penjualan ……………………. rp. 310.000,00

Rugi laba………………………… rp. 320.300,00

(untuk menutup rekening penjualan dan

Untuk mencatat persediaan akhir brg jadi)

Des 31 Rugi Laba……………………. rp. 46.100,00

Laba ditahan…….. rp. 46.100,00

(Untuk menutup rekening Laba Rugi)

E. MASALAH PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAN MANIFAKTUR

Apabila perusahan manufaktur menggunakan sistem akuntansi umum untuk kegiatan produksinya, maka perhitungan fisik persedian memegang peranan yang sangat penting. Hasil perhitungan fisik umntuk masing-masing jenis persediaan ( bahan baku, barang dalam proses, barang jadi ).tersebut kemudian dinilai berdasarkan dalam harga yang layak. Penilaian persediaan akhir bahan baku biasanya tdk begitu sulit karena persediaan bentuknya masih serupa dengan keadaan ketika dibeli. Akan tetapi penilaian atas persediaan akhir barang dalam proses dan barang jadi biasanya tidak mudah. Kedua persediaan tersebut mengadung unsur bahan baku yang telah diberi tambahan sejumlah tenaga kerja langsung overhead pabrik. Keduanya sudah tidak sama lagi dengan keadaan ketika dibeli. Oleh karena itu penentuan nilai kedua jenis persediaan itu menjdi tidak sederhana. Karena perlu menetapkan nilainya perlu ditaksir jumlah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang telah dimasukan kedalam masing-masing barang tersebut.

PENAKSIRAN BIAYA BAHAN LANGSUNG DALAM PERSEDIAAN AKHIR

Penaksitran biaya bahan baku lansung terdapat dalam barang dalam proses dan barang jadi biasanya tidak begitu sulit. Setelah jumlah unit barang proses penghitungan, maka bagian produksi biasanya dapat diperkirakan berapa banyak bahan langsung yang terkandung dalam tiap-tiap barang dalam proses, dan selanjutnya dapat ditentukan berapa harga bahan langsung yang terkandung dalam persediaan bahan dalam proses. Hal yang sama juga dapat dilakukan untuk menaksir harga bahan langsung yang terdapat pada persediaan barang jadi.

PENAKSIRAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG DALA PERSEDIAAN AKHIR.

Proses penaksiran biaya tenaga kerja langsung dalam persediaan akhir barang dalam proses persediaan barang jadi pada dasarnya sama dengan penaksiran bahan baku. Penaggung jawab dibagian produksi harus menaksir presentase penyelesaian barang dalam proses dan menghitung biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan pada persediaan akhir barang dalam proses tersebut. Hal yang sama dilakukan pula untuk menaksir biaya tenaga kerja langsung yang dapat dibebenkan pada persediaan akhir barang jadi.

F. LATIAHN DAN PEMBAHASAN

Latihan 1 (Lihat Latihan 10-1 Buku Al Haryono hlmn 432)
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
Tahun 1998

Bahan baku Langsung Rp25.000.000
Tenaga kerja langsung Rp15.000.000
Biaya Overhead Rp20.000.000
Jumlah Biaya Produksi Rp60.000.000
BDP Akhir Rp 5.000.000
Harga Pokok Produksi Rp55.000.000
Persediaan Produk Jadi (Akhir) Rp18.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp37.000.000

Latihan 2 (Lihat Latihan 10-5 Buku Al Haryono hlmn 434)
PT TELUK BATANG
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
Tahun 1989

Bahan Langsung :
Persediaan Bahan baku Langsung (Awal) Rp75.000.000
Pembelian Rp182.000.000
Bahan baku Tersedia Digunakan Rp257.000.000
Persediaan bahan baku (Akhir) Rp70.000.000 -
Bahan Baku Yang Digunakan Rp187.000.000
Tenaga kerja langsung Rp125.000.000
OverHead :
Tenaga kerja langsung Rp 40.000.000
Listik & Gas Rp 35.000.000
Asuransi Rp 6.000.000
Pemeliharaan Mesin Pabrik Rp 8.000.000
Perlengkapan Pabrik Rp 6.000.000
Depresiasi Gedung pabrik Rp 9.000.000
Depresiasi Peralatan Rp 26.600.000 +
Total Biaya Overhead Rp130.600.000 +
Total Biaya Produksi Rp442.600.000
Persediaan BDP (Awal) Rp 21.200.000
Total BDP Tahun Ini Rp463.800.000
BDP Akhir Rp -23.800.000
Harga Pokok Produksi Rp440.000.000


LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN
Tahun 1989

Barang Jadi Tersedia Dijual Rp440.000.000
Persediaan Barang Jadi (Awal) Rp 10.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp430.000.000

Latihan 3 (Lihat Latihan 10-8 Buku Al Haryono hlmn 436)

PT JATAYU
Harga Pokok Barang Dalam Proses

Bahan baku Rp23,000,000.00
Tenaga Kerja Rp31,000,000.00
BOP Rp11,000,000.00
Total biaya produksi : Rp65,000,000.00
Saldo Awal Rp8,000,000.00
Total BDP Rp73,000,000.00

Harga Pokok Produksi :
Pesanan B-78 Rp3,000,000.00
Pesanan G-65 Rp19,000,000.00
Pesanan Y-11 Rp39,000,000.00
Total Harga Pokok Produksi : Rp61,000,000.00
BDP : Rp12,000,000.00

Pengertian Akuntansi Bag.II

 AKUNTANSI

A. Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi - Definisi, Arti, Fungsi dan Kegunaan Akuntansi

1. Pengertian dan Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
2. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
3. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.

B. Pihak Yang Menggunakan dan Membutuhkan Informasi / Laporan Akuntansi

1. Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi. Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar. Contohnya seperti manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan membeli gedung untuk kanntor cabang baru atau tidak.
2. Pihak Eksteral / External
a. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
b. Pemegang saham / pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
c. Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
d. Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
e. Pihak Lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.

C. Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun dalam Akuntansi : Harta / Aset / Aktiva, Kewajiban / Hutang / Pasiva dan Modal - Akutansi

A. Harta / Aset / Aktiva
Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan.
1. Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya.
2. Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.
3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.
4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
5. Harta Lainnya / Other Assets
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.
B. Kewajiban / Hutang / Pasiva / Liabilities
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu.
1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya.
2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.
3. Hutang lain-lain / Other Payable
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.
C. Modal / Capital
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas. Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Tambahan :
- Rumus Aktiva ---> Aktiva = Kewajiban + Modal

D. Klarifikasi, Pencatatan, Merangkum, Interpretasi Dan Pelaporan - Pengetahuan Dasar Akutansi

Akutansi memiliki proses yang terdiri dari tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan laporan yang diinginkan dan dilakukan oleh akuntan.
1. Proses Mengklarifikasi Transaksi
Tahap yang awal ini adalah di mana dilakukan suatu pembagian transaksi suatu organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Contoh seperti membagi transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas dan lain sebagainya ke dalam masing-masing bagian. Sedangkan untuk transaksi yang jumlahnya kecil dan jarang terjadi bisa sama-sama dimasukkan ke dalam jenis kategori yang sama yaitu transaksi rupa-rupa.
2. Proses Mencatat Dan Merangkum
Setelah melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah melakukan pencatatan. Masukkan transaksi yang ada ke dalam jurnal yang tepat sesuai urutan transaksi terjadi atau kejadiannya. sumber-sumber yang dapat dijadikan bukti adanya transaksi yaitu seperti kertas-kertas bisnis semacam bon, bill, nota, struk, sertifikat, dan lain sebagainya.
Jurnal yang umumnya ada pada jurnal akuntasi yaitu seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum.
Setelah transaksi dimasukkan ke dalam jurnal-jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah memasukkan jurnal ke dalam buku besar secara berkala. Hasil pemindahan ke dalam buku besar tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca percobaan.
3. Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah kedua proses di atas dijalankan, maka proses yang terakhir adalah melakukan pembuatan kesimpulan dari kegiatan atau pekerjaan laporan keuangan sebelumnya. Segala hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan diungkapkan pada laporan keuangan tersebut.
Dari informasi laporan keuangan baik dalam bentuk laporan rugi laba, laporan modal dan neraca seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada suatu perusahaan, apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman bagi manajemen untuk mengambil keputusan kebijakan pada organisasi perusahaan demi mencapai kondisi yang diinginkan.

E. Memahami Persamaan Akuntansi (Contoh Kasus Sederhana Sehari-Hari)

Dalam belajar akuntansi sangat penting untuk mengetahui persamaan akuntansi, persamaan akuntansi ini sangat berguna dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk mempelajari persamaan akuntansi ini cobalah anda lihat Belajar Akuntansi Debet dan Kredit pada Blog http://kalmet.blogspot.com
Dengan menggunakan transaksi sehari-hari dan sederhana sebagaimana yang diuraikan dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, maka kita dapat mempelajari bagaimana caranya mencatat transaksi pada sisi debet dan sisi kredit. Berdasarkan yang telah dipelajari dalam catatan Belajar Akuntansi Debet dan Kredit maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya dengan cara sebagai berikut :
1. Lihatlah posisi positif pada masing-masing unsur akuntansi sebagaimana yang telah dibahas dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, yaitu:
- Aset bertambah berada pada posisi debet
- Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
- Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi kredit
- Pendapatan bertambah berada pada posisi kredit
- Biaya/Beban bertambah berada pada posisi debet
2. Dengan melihat tanda positifnya maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya, yaitu unsur akuntansi sisi debet sama dengan unsur akuntansi sisi kredit, dengan persamaan sebagai berikut:
ASET + BIAYA = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN
3. Dalam akuntansi; Aset, Kewajiban dan Modal merupakan komponen Neraca, sedangkan Pendapatan dan Biaya merupakan kelompok Laba (Rugi), atas hal tersebut, maka persamaan akuntansi dapat disederhanakan menjadi
- Kelompok Neraca, dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa aset yang kita miliki didapat dari pinjaman dan atau dari modal
- Kelompok Laba (Rugi) dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa apabila Pendapatan lebih besar dari Biaya, maka selisihnya diakui sebagai Laba, jika Pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan Biaya, maka selisihnya akan diakui sebagai Rugi
4. Hubungan Neraca dengan Laba (Rugi)
Laporan laba (rugi) merupakan transaksi yang dilakukan untuk satu periode tertentu dan hasil dari laba (rugi) akan mempengaruhi modal yang dimiliki.
Hal ini berarti jika kita mengalami laba maka modal yang kita miliki akan bertambah sebesar laba yang diperoleh, sedangkan jika mengalami kerugian maka secara otomatis modal yang kita miliki akan berkurang sebesar kerugian. Dengan demikian persamaan akuntansi untuk modal adalah sebagai berikut
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Kesimpulan:
Persamaan akuntansi Laba (Rugi) adalah sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Persamaan akuntansi untuk Modal adalah sebagai berikut:
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Persamaan akuntansi untuk Neraca adalah sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL

F. Belajar Akuntansi Debet dan Kredit (Memahami Konsep Dengan Ilustrasi)

Seringkali kita belajar akuntansi dimulai dari Debet dan Kredit tanpa tahu transaksi apa yang akan di debet dan di kredit, Untuk memahami konsep debet dan kredit sebaiknya dimulai dari ilustrasi transaksi sehari-hari pada diri sendiri.
Untuk memahami konsep debet dan kredit, yang harus kita lakukan adalah :
1. Pertama-tama kita harus mengetahui bahwa transaksi dari akuntansi hanya melibatkan 5 (lima) unsur transaksi, yaitu Aset (harta), Kewajiban (utang), Ekuitas/Modal (capital), Pendapatan dan Biaya/Beban.
Dalam memahami pengertian atau definisi atas kelima unsur transaksi tersebut, cobalah dengan menggunakan pengertian sendiri jika definisi atau pendapat yang dikemukakan dari para ahli dalam teori akuntansi cukup membingungkan. Untuk definisi kelima unsur tersebut, saya coba mendefiniskan secara sederhana definisi dari kelima unsur akuntansi sebagai berikut:
Aset adalah semua kekayaan yang kita miliki, baik yang ada pada diri sendiri maupun tagihan pada pihak lain, aset yang kita miliki dapat berasal dari usaha sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain tidak termasuk aset dari sewa
Kewajiban adalah suatu komitmen kita untuk membayar kepada pihak lain sebagai akibat pinjaman yang kita terima
Modal adalah penyertaan atau pemberian dari diri sendiri atau pihak lain untuk memulai usaha atau dalam rangka menambah usaha.
Pendapatan adalah penerimaan atas penyerahan jasa atau barang
Biaya/Beban adalah pengeluaran aset atau aset yang akan dikeluarkan sehubungan dengan jasa yang kita terima atau pengeluaran atas kegiatan usaha yang kita lakukan
2. Tanamkan dalam diri kita bahwa dalam akuntansi, setiap transaksi debet harus diikuti oleh transaksi kredit sebagai lawannya
3. Dengan transaksi yang sederhana buatlah konsep debet dan kredit yang terkait dengan 5 (lima) unsur akuntansi, dengan cara sebagai berikut:
a. Contoh 1: Misalnya terdapat penerimaan uang gaji bulan Januari 2010 sebesar Rp 5.000.000,-
Atas transaksi tersebut, cobalah kita pikirkan apa yang kita terima? dan kenapa kita terima?
Yang kita terima adalah uang (kas) sebesar Rp 5.000.000,-
Kemudian tentukanlah uang termasuk bagian dari apa diantara kelima unsur akuntansi diatas
Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa uang adalah bagian dari Aset atau Harta.
Setelah itu kita harus mengetahui kenapa kita menerima uang?
Jawabannya adalah: Kita menerima uang, karena kita telah memberikan jasa sehingga kita memperoleh penghasilan, Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa penghasilan dalam transaksi tersebut masuk kedalam unsur pendapatan.
Dalam contoh transaksi diatas, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa uang, disisi lain "Pendapatan" juga bertambah karena ada jasa yang kita berikan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Pendapatan, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Dalam catatan ini saya akan menentukan untuk debet adalah ASET, dengan demikian yang dicatat sebagai kredit adalah PENDAPATAN
Atas transaksi tersebut kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan pendapatan bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Pendapatan bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang apabila ingin mempelajari konsep debet dan kredit dalam akuntansi, cobalah tanamkan dalam diri kita bahwa apabila Aset Bertambah maka akan dicatat disebelah debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah kredit. Untuk pendapatan; apabila Pendapatan Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
b. Contoh 2: Misalnya kita ingin membeli kendaraan senilai Rp 100.000.000,-, secara kredit.
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita terima? dan dengan cara apa kita terima?
Yang kita terima adalah kendaraan, dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa kendaraan merupakan bagian dari Aset
Untuk memiliki kendaraan tersebut kita membeli secara kredit, ini artinya bahwa kita mempunyai utang yang harus dibayar. Utang dalam kelima unsur akuntansi diatas masuk dalam kelompok Kewajiban
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa kendaraan, disisi lain "Kewajiban" juga bertambah karena ada utang yang harus dibayar sebagai akibat kredit kendaraan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Kewajiban, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa KEWAJIBAN apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Kewajiban bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Kewajiban bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Kewajiban Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
c. Contoh 3; misalnya, kita akan membuka usaha dalam bidang rental komputer, modal yang kita punya hanya berupa satu unit komputer seharga Rp 10.000.000,-
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita punya untuk membuka usaha rental komputer?
Disini dapat kita jelaskan bahwa yang kita punya untuk menjalankan usaha rental komputer adalah sebuah komputer dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa komputer merupakan bagian dari Aset
Seperti sudah dinyatakan diatas bahwa komputer yang dipakai untuk usaha tersebut adalah milik seseorang yang membuka usaha, dengan kata lain komputer tersebut berupa modal
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa komputer, disisi lain "Modal" juga bertambah karena ada tambahan modal dari pemilik berupa komputer.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Modal, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 dan contoh 2 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa MODAL apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Modal bertambah
o Apabila Aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Modal bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Modal Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
d. Contoh 4; misalnya, untuk berangkat kerja kita membutuhkan ongkos untuk angkutan umum, katakanlah sebesar Rp 5.000,- perhari
Dari transaksi ini kita dapat simpulkan bahwa untuk berangkat kerja kita harus mengeluarkan uang untuk ongkos angkutan umum sebesar Rp 5.000,- hal ini berarti apabila kita menggunakan jasa angkutan umum maka ada tambahan beban/biaya yang harus dikeluarkan
Sehubungan ada beban/biaya yang harus kita keluarkan untuk jasa angkutan umum, maka terdapat kas/uang yang harus dikeluarkan sebesar Rp 5.000,-
Dari transaksi ini dapat kita nyatakan bahwa Beban/Biaya akan bertambah sebesar Rp 5.000,- sebagai akibat penggunaan jasa angkutan umum, disisi lain kas/uang akan berkurang sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk pembayaran jasa angkutan umum
Beban/Biaya jasa angkutan umum masuk kedalam kelompok Beban/Biaya, sedangkan kas/uang masuk kedalam kelompok Aset
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Beban/Biaya, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Seperti sudah diketahui pada contoh 1, contoh 2 dan contoh 3 diatas, bahwa apabila ASET berkurang akan dicatat di sebelah KREDIT, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa BEBAN/BIAYA apabila bertambah harus di catat disebelah DEBET
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset berkurang dan Beban/Biaya bertambah
o Apabila Aset berkurang maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Apabila Beban/Biaya bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Beban/Biaya Bertambah akan dicatat disebelah DEBET dan apabila berkurang akan dicatat disebelah KREDIT.
Dari ke empat contoh transaksi akuntansi diatas dapat diambil kesimpulan secara umum sebagai berikut:
- ASET apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah kredit
- PENDAPATAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- KEWAJIBAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- MODAL apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- BEBAN/BIAYA apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dasn apabila berkurang akan dicatat disebelah Kredit




Berikan Komentar Sahabat Nakaku