SELAMAT DATANG DI PUSATNYA AKUNTANSI

Kamis, 31 Maret 2011

Pengertian Akuntansi


A. Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi - Definisi, Arti, Fungsi dan Kegunaan Akuntansi

1. Pengertian dan Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
2. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
3. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.

B. Pihak Yang Menggunakan dan Membutuhkan Informasi / Laporan Akuntansi

1. Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi. Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar. Contohnya seperti manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan membeli gedung untuk kanntor cabang baru atau tidak.
2. Pihak Eksteral / External
a. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
b. Pemegang saham / pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
c. Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
d. Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
e. Pihak Lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.

C. Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun dalam Akuntansi : Harta / Aset / Aktiva, Kewajiban / Hutang / Pasiva dan Modal - Akutansi

A. Harta / Aset / Aktiva
Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan.
1. Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya.
2. Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.
3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.
4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
5. Harta Lainnya / Other Assets
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.
B. Kewajiban / Hutang / Pasiva / Liabilities
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu.
1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya.
2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.
3. Hutang lain-lain / Other Payable
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.
C. Modal / Capital
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas. Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Tambahan :
- Rumus Aktiva ---> Aktiva = Kewajiban + Modal

D. Klarifikasi, Pencatatan, Merangkum, Interpretasi Dan Pelaporan - Pengetahuan Dasar Akutansi

Akutansi memiliki proses yang terdiri dari tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan laporan yang diinginkan dan dilakukan oleh akuntan.
1. Proses Mengklarifikasi Transaksi
Tahap yang awal ini adalah di mana dilakukan suatu pembagian transaksi suatu organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Contoh seperti membagi transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas dan lain sebagainya ke dalam masing-masing bagian. Sedangkan untuk transaksi yang jumlahnya kecil dan jarang terjadi bisa sama-sama dimasukkan ke dalam jenis kategori yang sama yaitu transaksi rupa-rupa.
2. Proses Mencatat Dan Merangkum
Setelah melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah melakukan pencatatan. Masukkan transaksi yang ada ke dalam jurnal yang tepat sesuai urutan transaksi terjadi atau kejadiannya. sumber-sumber yang dapat dijadikan bukti adanya transaksi yaitu seperti kertas-kertas bisnis semacam bon, bill, nota, struk, sertifikat, dan lain sebagainya.
Jurnal yang umumnya ada pada jurnal akuntasi yaitu seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum.
Setelah transaksi dimasukkan ke dalam jurnal-jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah memasukkan jurnal ke dalam buku besar secara berkala. Hasil pemindahan ke dalam buku besar tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca percobaan.
3. Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah kedua proses di atas dijalankan, maka proses yang terakhir adalah melakukan pembuatan kesimpulan dari kegiatan atau pekerjaan laporan keuangan sebelumnya. Segala hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan diungkapkan pada laporan keuangan tersebut.
Dari informasi laporan keuangan baik dalam bentuk laporan rugi laba, laporan modal dan neraca seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada suatu perusahaan, apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman bagi manajemen untuk mengambil keputusan kebijakan pada organisasi perusahaan demi mencapai kondisi yang diinginkan.

E. Memahami Persamaan Akuntansi (Contoh Kasus Sederhana Sehari-Hari)

Dalam belajar akuntansi sangat penting untuk mengetahui persamaan akuntansi, persamaan akuntansi ini sangat berguna dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk mempelajari persamaan akuntansi ini cobalah anda lihat Belajar Akuntansi Debet dan Kredit pada Blog http://kalmet.blogspot.com
Dengan menggunakan transaksi sehari-hari dan sederhana sebagaimana yang diuraikan dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, maka kita dapat mempelajari bagaimana caranya mencatat transaksi pada sisi debet dan sisi kredit. Berdasarkan yang telah dipelajari dalam catatan Belajar Akuntansi Debet dan Kredit maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya dengan cara sebagai berikut :
1. Lihatlah posisi positif pada masing-masing unsur akuntansi sebagaimana yang telah dibahas dalam Belajar Akuntansi Debet dan Kredit, yaitu:
- Aset bertambah berada pada posisi debet
- Kewajiban bertambah berada pada posisi kredit
- Ekuitas/Modal bertambah berada pada posisi kredit
- Pendapatan bertambah berada pada posisi kredit
- Biaya/Beban bertambah berada pada posisi debet
2. Dengan melihat tanda positifnya maka dapat kita bentuk persamaan akuntansinya, yaitu unsur akuntansi sisi debet sama dengan unsur akuntansi sisi kredit, dengan persamaan sebagai berikut:
ASET + BIAYA = KEWAJIBAN + MODAL + PENDAPATAN
3. Dalam akuntansi; Aset, Kewajiban dan Modal merupakan komponen Neraca, sedangkan Pendapatan dan Biaya merupakan kelompok Laba (Rugi), atas hal tersebut, maka persamaan akuntansi dapat disederhanakan menjadi
- Kelompok Neraca, dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa aset yang kita miliki didapat dari pinjaman dan atau dari modal
- Kelompok Laba (Rugi) dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Dalam persamaan ini dapat disimpulkan bahwa apabila Pendapatan lebih besar dari Biaya, maka selisihnya diakui sebagai Laba, jika Pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan Biaya, maka selisihnya akan diakui sebagai Rugi
4. Hubungan Neraca dengan Laba (Rugi)
Laporan laba (rugi) merupakan transaksi yang dilakukan untuk satu periode tertentu dan hasil dari laba (rugi) akan mempengaruhi modal yang dimiliki.
Hal ini berarti jika kita mengalami laba maka modal yang kita miliki akan bertambah sebesar laba yang diperoleh, sedangkan jika mengalami kerugian maka secara otomatis modal yang kita miliki akan berkurang sebesar kerugian. Dengan demikian persamaan akuntansi untuk modal adalah sebagai berikut
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Kesimpulan:
Persamaan akuntansi Laba (Rugi) adalah sebagai berikut:
LABA (RUGI) = PENDAPATAN – BIAYA
Persamaan akuntansi untuk Modal adalah sebagai berikut:
MODAL = MODAL DISETOR + LABA (RUGI)
Persamaan akuntansi untuk Neraca adalah sebagai berikut:
ASET = KEWAJIBAN + MODAL

F. Belajar Akuntansi Debet dan Kredit (Memahami Konsep Dengan Ilustrasi)

Seringkali kita belajar akuntansi dimulai dari Debet dan Kredit tanpa tahu transaksi apa yang akan di debet dan di kredit, Untuk memahami konsep debet dan kredit sebaiknya dimulai dari ilustrasi transaksi sehari-hari pada diri sendiri.
Untuk memahami konsep debet dan kredit, yang harus kita lakukan adalah :
1. Pertama-tama kita harus mengetahui bahwa transaksi dari akuntansi hanya melibatkan 5 (lima) unsur transaksi, yaitu Aset (harta), Kewajiban (utang), Ekuitas/Modal (capital), Pendapatan dan Biaya/Beban.
Dalam memahami pengertian atau definisi atas kelima unsur transaksi tersebut, cobalah dengan menggunakan pengertian sendiri jika definisi atau pendapat yang dikemukakan dari para ahli dalam teori akuntansi cukup membingungkan. Untuk definisi kelima unsur tersebut, saya coba mendefiniskan secara sederhana definisi dari kelima unsur akuntansi sebagai berikut:
Aset adalah semua kekayaan yang kita miliki, baik yang ada pada diri sendiri maupun tagihan pada pihak lain, aset yang kita miliki dapat berasal dari usaha sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain tidak termasuk aset dari sewa
Kewajiban adalah suatu komitmen kita untuk membayar kepada pihak lain sebagai akibat pinjaman yang kita terima
Modal adalah penyertaan atau pemberian dari diri sendiri atau pihak lain untuk memulai usaha atau dalam rangka menambah usaha.
Pendapatan adalah penerimaan atas penyerahan jasa atau barang
Biaya/Beban adalah pengeluaran aset atau aset yang akan dikeluarkan sehubungan dengan jasa yang kita terima atau pengeluaran atas kegiatan usaha yang kita lakukan
2. Tanamkan dalam diri kita bahwa dalam akuntansi, setiap transaksi debet harus diikuti oleh transaksi kredit sebagai lawannya
3. Dengan transaksi yang sederhana buatlah konsep debet dan kredit yang terkait dengan 5 (lima) unsur akuntansi, dengan cara sebagai berikut:
a. Contoh 1: Misalnya terdapat penerimaan uang gaji bulan Januari 2010 sebesar Rp 5.000.000,-
Atas transaksi tersebut, cobalah kita pikirkan apa yang kita terima? dan kenapa kita terima?
Yang kita terima adalah uang (kas) sebesar Rp 5.000.000,-
Kemudian tentukanlah uang termasuk bagian dari apa diantara kelima unsur akuntansi diatas
Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa uang adalah bagian dari Aset atau Harta.
Setelah itu kita harus mengetahui kenapa kita menerima uang?
Jawabannya adalah: Kita menerima uang, karena kita telah memberikan jasa sehingga kita memperoleh penghasilan, Dengan menggunakan definisi dari kelima unsur akuntansi diatas, kita dapat simpulkan bahwa penghasilan dalam transaksi tersebut masuk kedalam unsur pendapatan.
Dalam contoh transaksi diatas, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa uang, disisi lain "Pendapatan" juga bertambah karena ada jasa yang kita berikan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Pendapatan, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Dalam catatan ini saya akan menentukan untuk debet adalah ASET, dengan demikian yang dicatat sebagai kredit adalah PENDAPATAN
Atas transaksi tersebut kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan pendapatan bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Pendapatan bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang apabila ingin mempelajari konsep debet dan kredit dalam akuntansi, cobalah tanamkan dalam diri kita bahwa apabila Aset Bertambah maka akan dicatat disebelah debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah kredit. Untuk pendapatan; apabila Pendapatan Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
b. Contoh 2: Misalnya kita ingin membeli kendaraan senilai Rp 100.000.000,-, secara kredit.
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita terima? dan dengan cara apa kita terima?
Yang kita terima adalah kendaraan, dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa kendaraan merupakan bagian dari Aset
Untuk memiliki kendaraan tersebut kita membeli secara kredit, ini artinya bahwa kita mempunyai utang yang harus dibayar. Utang dalam kelima unsur akuntansi diatas masuk dalam kelompok Kewajiban
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa kendaraan, disisi lain "Kewajiban" juga bertambah karena ada utang yang harus dibayar sebagai akibat kredit kendaraan.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Kewajiban, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa KEWAJIBAN apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Kewajiban bertambah
o Apabila aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Kewajiban bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Kewajiban Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
c. Contoh 3; misalnya, kita akan membuka usaha dalam bidang rental komputer, modal yang kita punya hanya berupa satu unit komputer seharga Rp 10.000.000,-
Dari transaksi tersebut dapat kita bayangkan apa yang kita punya untuk membuka usaha rental komputer?
Disini dapat kita jelaskan bahwa yang kita punya untuk menjalankan usaha rental komputer adalah sebuah komputer dan berdasarkan kelima unsur akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa komputer merupakan bagian dari Aset
Seperti sudah dinyatakan diatas bahwa komputer yang dipakai untuk usaha tersebut adalah milik seseorang yang membuka usaha, dengan kata lain komputer tersebut berupa modal
Dalam contoh transaksi ini, kita bisa nyatakan bahwa "Aset" mengalami penambahan berupa komputer, disisi lain "Modal" juga bertambah karena ada tambahan modal dari pemilik berupa komputer.
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Modal, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Seperti sudah ditentukan pada contoh 1 dan contoh 2 diatas, bahwa ASET apabila bertambah akan dicatat di sebelah DEBET, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa MODAL apabila bertambah harus di catat disebelah KREDIT
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset bertambah dan Modal bertambah
o Apabila Aset bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
o Apabila Modal bertambah maka akan dicatat disebelah KREDIT
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Modal Bertambah akan dicatat disebelah kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet.
d. Contoh 4; misalnya, untuk berangkat kerja kita membutuhkan ongkos untuk angkutan umum, katakanlah sebesar Rp 5.000,- perhari
Dari transaksi ini kita dapat simpulkan bahwa untuk berangkat kerja kita harus mengeluarkan uang untuk ongkos angkutan umum sebesar Rp 5.000,- hal ini berarti apabila kita menggunakan jasa angkutan umum maka ada tambahan beban/biaya yang harus dikeluarkan
Sehubungan ada beban/biaya yang harus kita keluarkan untuk jasa angkutan umum, maka terdapat kas/uang yang harus dikeluarkan sebesar Rp 5.000,-
Dari transaksi ini dapat kita nyatakan bahwa Beban/Biaya akan bertambah sebesar Rp 5.000,- sebagai akibat penggunaan jasa angkutan umum, disisi lain kas/uang akan berkurang sebesar Rp 5.000,- yang digunakan untuk pembayaran jasa angkutan umum
Beban/Biaya jasa angkutan umum masuk kedalam kelompok Beban/Biaya, sedangkan kas/uang masuk kedalam kelompok Aset
Setelah kita mengetahui unsur akuntansinya Sekarang cobalah kita tentukan Debet dan Kredit atas transaksi diatas.
Dalam transaksi diatas kita sudah mengetahui ada dua unsur yang terlibat yaitu Aset dan Beban/Biaya, dari kedua unsur tersebut cobalah kita tentukan mana yang debet dan mana yang kredit?
Seperti sudah diketahui pada contoh 1, contoh 2 dan contoh 3 diatas, bahwa apabila ASET berkurang akan dicatat di sebelah KREDIT, dengan demikian kita harus menyepakati bahwa BEBAN/BIAYA apabila bertambah harus di catat disebelah DEBET
Atas transaksi ini kita dapat simpulkan sebagai berikut:
o Aset berkurang dan Beban/Biaya bertambah
o Apabila Aset berkurang maka akan dicatat disebelah KREDIT
o Apabila Beban/Biaya bertambah maka akan dicatat disebelah DEBET
Dengan kesimpulan diatas; mulai sekarang kita sudah mengetahuai apabila Beban/Biaya Bertambah akan dicatat disebelah DEBET dan apabila berkurang akan dicatat disebelah KREDIT.
Dari ke empat contoh transaksi akuntansi diatas dapat diambil kesimpulan secara umum sebagai berikut:
- ASET apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dan apabila berkurang akan dicatat disebelah kredit
- PENDAPATAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- KEWAJIBAN apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- MODAL apabila bertambah akan dicatat disebelah Kredit dan apabila berkurang akan dicatat disebelah Debet
- BEBAN/BIAYA apabila bertambah akan dicatat disebelah Debet dasn apabila berkurang akan dicatat disebelah Kredit

FUNGSI DAN PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA


A. Pendahuluan
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting.
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta
menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda
dengan beban (expense), cost adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban (expense) adalah expired cost
yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban
ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak
ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada
hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.
B. Manfaat Akuntansi Biaya
Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu
untuk :
1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi
atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan
selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan
akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat
membantu dalam : (a) penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun
barang dalam proses, (b) penetapan harga jual terutama harga jual yang
didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan harga jual
berdasarkan harga pokok, (c) penetapan laba.
3. Pengambilan Keputusan oleh Manajemen.
C. Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan
untuk berbagai tujuan, sehingga penggolongan biaya juga didasarkan atas
disesuaikan dengan tujuan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menggolongkan biaya diantaranya :
1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
a. Factory Cost (Biaya Produksi)
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
b. Commercial Expense (Operating Expense)
1. Marketing and Selling Expense
2. General & Administration Expense
2002 digitized by USU digital library 2
2. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal). Pengeluaran ini akan memberi
manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini
dikapitalisirdan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu pengeluaran
dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan
pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.
b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan). Pengeluaran ini akan
memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi.
Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan
dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue
expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode
terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya
pengeluaran ini sifatnya rutin.
3. Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Cost). Adalah biaya yang secara langsung
dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
c. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost). Adalah biaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu.
4. Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya
a. Biaya Engineered. Adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik
yang eksplisit dengan output.
b. Biaya Discretionary. Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed
cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat
dengan output.
d. Biaya Commited atau biaya kapasitas. Adalah semua biaya yang terjadi
dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi
dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.
5. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
a. Biaya Tetap. Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Variabel. Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya
aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume
kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel. Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai
dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak
sebanding/proporsional.
6. Berdasarkan Objek yang dibiayainya
a. Biaya Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi
kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung. Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
2002 digitized by USU digital library 3
D. Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua
sistem yaitu :
1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai
dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok
produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya
dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem pembebanan
harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok
yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.
E. Sistem Pengumpulan Harga Pokok
1. Job Order Cost. Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan
mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
2. Process Cost. Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi
diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan
homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada
metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock.
F. Manfaat Biaya Perunit
1. Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya
sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit
adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan,
penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya
persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi
setiap perusahaan pada setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan
tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya
produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi.
Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya
perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan
beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan
adalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya
untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan
mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk
memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya
perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan,
karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
2002 digitized by USU digital library 4
G. Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada
produk. Pembebanan biaya utama keproduk tidak memiliki kesulitan, karena dapat
menggunakan penelusuran langsung atau penelusuran penggerak yang sangat
akurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead memiliki masalah dalam pembebanan
biaya ke produk, karena hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat
diobservasi secara fisik.
Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk
digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level drivers), karena ini merupakan
faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang
diproduksi. Contoh penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk
membebankan overhead meliputi :
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
3. Tenaga kerja langsung (rupiah)
4. Jam mesin
5. Bahan langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu memprediksi
tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut, yaitu apakah
berdasarkan aktifitas aktual yang diharapkan (expected activity level) dan aktifitas
normal (normal activity level). Expected activity level adalah output aktivitas yang
diharapkan dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan
normal activity level adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman
perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa
penggunaan tingkat aktifitas yang sama dari tahun ketahun, sehingga pembebanan
overhead ke produk tidak begitu berfluktuasi.
H. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya
Tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemental telah digunakan beberapa
dekade dan terus digunakan secara sukses. Namun pada beberapa situasi tarif
tersebut menimbulkan distorsi yang dapat membuat stress perusahaan yang
berproduksi dalam lingkungan produksi canggih (advanced manufacturing
environment). Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya
sebagai berikut :
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal.
3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang kelihatan
menguntungkan.
5. Marjin laba sulit dijelaskan
6. Pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga
7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi data
biaya bagi proyek khusus.
8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan

PERSAMAAN AKUNTANSI


Merupakan hubungan antara aktiva, kewajiban, dan modal yang dinyatakan dalam suatu persamaan dasar akuntansi:

Aktiva = Kewajiban + Modal

Setelah dimasukkan unsur pendapatan dan modal maka menjadi

Aktiva = Kewajiban + Modal + Pendapatan – Beban

Aktiva + Beban = Kewajiban + Modal + Pendapatan



Aktiva

  • Biasa disebut: harta
  • Merupakan: 
    • kekayaan yang dimiliki perusahaan
    • sumber daya bagi perusahaan untuk melakukan usaha

Kewajiban
  • Biasa disebut: Hutang
  • Adalah sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari kreditur

Modal
Merupakan sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari pemilik


Pendapatan  

  • Adalah jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual
  • Sebagai kenaikan bruto dalam modal atau diterimanya suatu aktiva dari langganan yang berasal dari barang dan jasa yang dijual


Beban
     Adalah penurunan dalam modal pemilik, biasanya melalui pengeluaran uang atau penggunaan aktiva yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan



PERKIRAAN AKUNTANSI 
  • Adalah formulir untuk mencatat dan melakukan klasifikasi terhadap persamaan akuntansi menurut sifat-sifatnya sebagai aktiva, kewajiban, modal, beban, dan pendapatan.
  • Berdasarkan bentuk terdiri dari:
    • Sisi sebelah kiri, disebut: Debet (aktiva+beban)
    • Sisi sebelah kanan, disebut: Kredit (kewajiban+modal+pendapatan)
  • Terdapat aturan Debet dan Kredit
  • Artinya: penambahan atau pengurangan yang terjadi dalam perkiraan dapat dinyatakan dalam debet atau kredit.
  • Jumlah penambahan yang dicatat dalam suatu perkiraan biasanya sama atau lebih besar dari jumlah pengurangannya, sehingga saldo normal semua perkiraan adalah positif 
  • Terdiri dari:
    • Perkiraan Riil 
      • Disebut: Perkiraan Neraca
      • Terdiri dari: Aktiva, Utang, dan Modal
    •  Perkiraan Nominal 
      • Disebut: Perkiraan Rugi Laba
      • Terdiri dari: Beban dan Pendapatan 

SIKLUS AKUNTANSI
  • Merupakan tahapan urutan transaksi dan peristiwa kegiatan akuntansi dari awal sampai akhir periode akuntansi secara tidak terputus. 
  • Terdiri dari:
    • Tahap Pencatatan: Dokumen transaksi, Jurnal, Buku besar, dan Neraca saldo
    • Tahap pengiktisaran: Ayat jurnal penyesuaian, Jurnal pembalik, dan Neraca lajur
    • Tahap Pelaporan: Laporan keuangan, Jurnal penutup, dan Neraca saldo setelah penutupan

Dokumen transaksi

  • Merupakan: langkah awal siklus akuntansi
  • dokumen yang berupa transaksi dan peristiwa yang terjadi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, misal: bon, kuitansi, formulir, dll.


Jurnal
  •  Adalah buku harian untuk mencatat transaksi keuangan menurut urutan tanggal ke dalam kelompok akun debet dan akun kredit.
  •  Mengapa diperlukan? Karena dengan jurnal sudah lebih dulu
    • dianalisa apakah itu akan berakibat bertambahnya atau berkurangnya satu atau lebih perkiraan
    • dianalisa jumlah yang harus dicatat kepada satu perkiraan atau lebih
    • dianalisa apakah satu/atau lebih perkiraan di Debet atau Kredit
    • dianalisa bahwa akibatsuatu transaksi jumlah jangka Rupiah yang harus di Debet dengan yang harus di Kredit harus sama
    • dapat dibuatdapat dibuat tanda/reference bahwa suatu jumlah telah diposting ke perkiraan yang sesuai dengan di buku besar. Sesuai dengan nomor perkiraan

Buku Besar
  • Merupakan daftar transakasi secara kronologis yang berupa pengelompokkan masing-masing perkiraan.
  • Proses pengelompokkan akun dari jurnal ke buku besar disebut posting

Neraca Saldo
  • Merupakan pengelompokkan saldo akhir didalam buku besar
  • Fungsi: mengevaluasi adanya kesalahan posting atau penjurnalan melalui ketidaksamaan antara debet dan kredit.
 
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) 
  • Memerlukan konsep penandingan yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban terkait dalam periode yang sama.
  • Melibatkan sekurang-kurangnya satu perkiraan laba/rugi dan satu perkiraan neraca.
  • Misal: proses biaya menjadi beban

Jurnal Pembalik
Diperlukan untuk menghindari pengakuan pendapatan dan beban berganda karena penyusunan AJP. 
Neraca Lajur
  •  Merupakan langkah optional untuk membantu penyusunan laporan keuangan.
  •  Terdiri dari 10 kolom, yaitu: neraca saldo, ajp, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan l/r, neraca; masing-masing terdiri dari sisi debet dan kredit

Laporan Keuangan
Disusun berurutan dari laporan l/r, laporan perubahan modal, neraca, arus kas guna menjelaskan keterkaitan antara laporan keuangan.

Jurnal Penutup

  • Diperlukan untuk menihilkan nilai perkiraan pada kelompok: penghasilan, beban, ikhtisar l/r, dan prive; pada awal periode berikutnya sehingga dapat menggambarkan kinerja perusahaan masing-masing periode.

Neraca Saldo Setelah Penutupan
Berisi perkiraan riil (perkiraan yang dilaporkan neraca) yang tidak dinihilkan.

MODUL 1 AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAN DAGANG


Kompetensi Dasar 1     : Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal dalam Perusahaan Dagang.
Indikator                      :
1. Menyebutkan definisi perusahaan dagang
2. Menguraikan ciri – ciri perusahaan dagang
3. Membedakan perusahaan jasa dengan perusahaan dagang
4. Mendeskripsikan syarat penyerahan barang  dan pembayaran.
5. Mengklasifikasikan akun-akun khusus yang dijumpai pada perusahaan dagang.
6. Mendeskripsikan ciri dari perusahaan dagang  dan meng identifikasi transaksi yang ada di dalamnya (motode fisik/periodik dan metode perpetual/terus-menerus).
7. Mengidentifikasi metode pencatatan persediaan barang dagangan
8. Menganalisis dan mencatat transaksi ke jurnal umum
Pengertian perusahaan dagang :  Perusahaan yang bergerak dalam bidang pembelian barang dagangan dan menjualnya kembali dengan tanpa merubah bentuk.
Ciri-ciri perusahaan dagang :
  1. Kegiatannya membeli dan menjuar barang dagangan .
  2. Memiliki persediaan barang dangan.
  3. Laba didapat dari selisih antara penjualan bersih dengan HPP ( Harga Pokok Penjualan )
Transaksi-transaksi yang terdapat pada perusahaan dagang :

A. Metode Fisik  : Metode pencatatan persediaan barang dagangan secara periodik pada setiap periode dengan cara mengadakan inventarisasi secara fisik.
1. Pembelian
a. Tunai
Pembelian (D)  XX
Kas (K)  XX
b. Kredit
Pembelian  (D)  XX
Huatang Dagang (K)  XX
2. Retur Pembelian
a. Tunai
Kas (D)  XX
Retur pembelian dan ph. (K)  XX
b. Kredit
Hutang dagang (D) XX
Retur pembelian dan ph. (K) XX
3. Potongan Pembelian
a. Tunai
Potongan pembelian tunai tidak dicatat.
b. Kredit
Hutang dagang (D) XX
Kas (K)                          XX
Potongan pembelian (K) XX
4. Beban angkut pembelian
Beban angkut pembelian (D) XX
Kas (K)                       XX
5. Penjualan
a. Tunai
Kas (D) XX
Penjualan (K) XX
b. Kredit
Piutang dagang (K)  XX
Penjualan  (D)  XX
6. Retur penjualan
a. Tunai
Retur penjualan  (D) XX
Kas   (D)   XX
b. Kredit
Retur penjualan  (D)  XX
Piutang Dagang  (K)  XX
7. Potongan penjualan
a. Tunai
Potongan penjualan tunai tidak dicatat
b. Kredit
Kas  (D)   XX
Potongan penjualan  (D)  XX
Piutang dagang  (K)  XX
8. Beban angkut penjualan
Beban angkut penjualan (D)  XX
Kas   (K)                                 XX
SOAL LATIHAN AKUNTASI KLS XII
PD Jayus selama bulan Juni 2008 melakukan transaksi sebagi berikut :
1 . Pemillik menyetor uang ke dalam perusahaan Rp. 40.000.000 dan sebuah kendaraan Rp. 20.000000.
1 . Mendapat pinjaman dari Bank ”Krut” Rp. 10.000.000 dengan bunga 1 % per bulan.
2 . Membeli barang dagangan dari CV. Semar Rp. 2.000.000 dan baru dibayar Rp. 500.000 sisanya dibayar kemudain.
3 . Menjual barang dagangan kepada UD. Panjul Rp. 3.000.000 dengan syarat 2/10, n/30.
3 . Dijual barang dagangan kepada UD Untung Rp. 1.200.000 syarat 2/10,n/30 FOB Distination Point.
4 . Membayar biaya angkut pada tanggal 3 kepada PO ”Mogok” Rp. 100.000,00
4 . Membeli komputer untuk melancarkan usaha dari UD. Dadi Rp. 2.500.000 dan baru dibayar ½-nya.
5 . Membayar gaji karyawan bagian toko Rp. 1.000.000 dan kantor Rp. 2.000.000.
5 . Membeli peralatan kantor Rp. 10.000.000 dan peralatan toko Rp. 12.000.000 secara kredit dari Toko King Kong.
6 . Mengirim nota debet atas pengriman  kembali beberapa barang dagangan yang rusak  tgl. 2 Rp. 150.000 .
6 . Membeli  barang dagangan dari UD ” Sunu ” Rp. 3.650.000 syarat 2/10, n/30.
7.  Menjual barang dagangan kepada CV. Mbois Rp. 3.000.000 tunai dan memberi rabat 5%.
7.  Menerima nota debet atas penerimaan kembali barang dari UD Panjul Rp. 400.000 sekaligus dilunasi.
8 . Membeli barang dagangan dari UD. Umbul Rp. 2.400.000 dengan syarat 2/10,n/30 FOB Shiping Point.
9 . Membayar biaya iklan untuk masa 10x penayangan Rp. 500.000.
9 . Membayar biaya angkut tanggal 8 kepada PO Ngebut Rp. 200.000.
10. Mengirim nota kredit kepada UD ” Sunu ” atas pengiriman barang yang rusak Rp. 650.000.
10. Hutang dagang kepada UD. Sunu disepakati untuk diubah menjadi wesel.
11. Melunasi transaksi atas pembelian tgl. 2.
12. Menjual barang dagangan kepada Fa. Nefo Rp. 3.500.000 dengan syarat 3/10,n/40.
13. Diterima pelunasan atas transaksi pada tanggal 3 dari UD Untung.
14. Membayar beban listrik Rp. 300.000 dan beban air Rp. 200.000.
15. Membayar Biaya telepon Rp. 120.000 dan Premi asuransi bulan juli Rp. 200.000
16. Diteriam nota debat dari Fa. Nefo atas pengembalian barang yang rusak Rp. 200.000.
17 . Pemilik mengambil uang perusahan Rp. 1.000.000 untuk keperluan pribadi.
20. Menerima pelunasan transaksi tgl. 12 dan membeli lagi barang dagangan Rp. 3.000.000 dan mendapat rabat 5%.
21. Membeli barang dagangan dari UD. Totor Rp. 2.400.000 tunai dan mendapat potongan 5%.
22. Menerima pendapatan komisi atas jasanya menjualkan tanah Rp. 800.000.
23. Dikirim kembali barang dagangan kepada UD Totor atas transaksi pada tanggal 21 karena rusak Rp. 300.000.
24. Membayar biaya keamanan Rp. 1.000.000.
25. Membeli barang dagangan dari CV. Dara Rp. 3.400.000 syarat 3/10,n/30.
27. Menurut bank saldo kas perusahaan  Rp. 13.700.000 dan menurut perusahaan saldo kas Rp. 13.200.000, hal ini disebabkan karena terdapat jasa giro Rp.700.000 dan beban administrasi Rp. 200.000.
28. Menerima nota kredit dari CV Dara Rp. 200.000 karena rusak.
29. Membayar pembelian tgl. 25.
29 . Membayar angsuran pada Bank “ Krut “ Rp. 1.000.000 beserta bunganya
B. Metode Perpetual/Terus menerus  : Metode pencatatan persediaan barang dagangan secara terus menerus pada setiap terjadi transaksi yang menyangkut persediaan barang dagangan baik pembelian dan penjualan .
1. Pembelian
a. Tunai
Persediaan barang dagangan (D)  XX
Kas (K)  XX
b. Kredit
Persediaan barang dagangan  (D)  XX
Huatang Dagang (K)  XX
2. Retur Pembelian
a. Tunai
Kas (D)  XX
Persediaan barang dagangan (K)  XX
b. Kredit
Hutang dagang (D) XX
Persediaan barang dagangan  (K) XX
3. Potongan Pembelian
a. Tunai
Potongan pembelian tunai tidak dicatat.
b. Kredit
Hutang dagang (D) XX
Persediaan barang dangan (K) XX
4. Beban angkut pembelian
Persediaan barang dagangan (D) XX
Kas (K)                       XX
5. Penjualan
a. Tunai
Kas (D) XX
Penjualan (K) XX
HPP  (D) XX
Persediaan barang dagangan (K) XX
b. Kredit
Piutang dagang (K)  XX
Penjualan  (D)  XX
HPP  (D) XX
Persediaan barang dagangan (K) XX
6. Retur penjualan
a. Tunai
Retur penjualan  (D) XX
Kas   (D)   XX
Persediaan barang dagangan (D)  XX
HPP  (K)  XX
b. Kredit
Retur penjualan  (D)  XX
Piutang Dagang  (K)  XX
Persediaan barang dagangan (D)  XX
HPP  (K)  XX
7. Potongan penjualan
a. Tunai
Potongan penjualan tunai tidak dicatat
b. Kredit
Kas  (D)   XX
Potongan penjualan  (D)  XX
Piutang dagang  (K)  XX
8. Beban angkut penjualan
Beban angkut penjualan (D)  XX
Kas   (K)                                 XX
Nilai
Nama       :
No/Kls      :
LATIHAN SOAL KELAS XII
UD “ Makmur” bidang uasha swalayan selama bulan April 2008 melakukan transaksi sebagai berikut :
  1. Menjual barang dagangan Rp. 3.000.000,00  kepada Toko “ Jago “ dengan syarat 2/10,n/30. Syarat FOB Distination point Rp. 150.000,00 dan belum dibayar pada PO “ Lancar”
2. Menjual barang dagangan pada Toko “ Sukses” Rp. 3.500.000,00 baru dibayar Rp. 2.000.000,00 sisanya dibayar kemudian.
3. Membayar beban angkut pada tanggal 1.
4. Membeli barang dagangan Rp. 5.000.000,00 dari UD “Uniloper” dan baru dibayar Rp. 2.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30, dan mendapat diskon perdagangan 5%.
5. Membeli barang dagangan dari Toko “ Unggul’ Rp. 3.000.000,00 tunai dengan mendapat rabat 5%.
6. Menerima pendapatan bungan deposito Rp.1.500.000,00.
7. Menjual perlengkapan toko pada UD “ Suro” Rp. 2.000.000,00 baru dibayar Rp. 1.200.000,00.
8. Dikirim faktur tagihan kepada UD “ Merdeka” atas penjualan yang belum dilunasi Rp. 3.600.000,00 dengan syarat 3/10, n/30.
9. Diterima nota debet atas penerimaan kembali barang yang rusak pada tanggal 1 Rp. 200.000,00.
10. Menjual barang dagangan pada CV. “ Laris “ Rp. 4.000.000,00 tunai dan memberi potongan perdagangan 5%.
11. Mengirim nota debet kepada UD “ Uniloper” atas transaksi tanggal 4 karena barang rusak Rp. 100.000,00 dan sekaligus dilunasi.
12. Membeli 2 unit komputer @ Rp. 4.000.000,00 untuk memperlancar usaha dan baru dibayar Rp. 2.500.000,00.
13. Menurut laporan bank jumlah saldo kas Rp. 55.000.000,00 sedangkan menurut perusahan Rp. 52.500.000,00. Hal ini disebabkan karena terdapat pendapatan jasa giro Rp. 3.000.000,00 dan beban administrasi Rp. 500.000,00.
14. Membeli barang dagangan Rp. 4.500.000,00 dari UD “ Jempol “ tunai dan mendapat potongan harga 5%.
15. Membayar beban gaji Rp. 2.000.000,00, beban listrik Rp. 300.000,00 dan telepon Rp. 400.000,00
16. Dikirim barang dagangan yang rusak pada UD “ Jempol “ atas transaksi tanggal 14 Rp. 200.000,00
17. Menerima pengembalian barang atas transaksi pada tanggal 10 karena rusak Rp. 300.000,00 dan diganti dengan barang dagangan baru.
18. Diperkirakan piutang dagang yang tidak bisa tertagih Rp. 500.000,00 ( metode cadangan ).
19. Dibeli barang dagangan Rp. 3.000.000,00 tunai dari CV. “Caping” dan mendapat diskon 10%. FOB sipping point Rp. 300.000, pada PO “ Ngebut “ dan belum dibayar.
20. Dikembalikan barang dagangan atas transaksi tanggal 19 karena rusak dan meminta penggantian barang dagangan.
21. Membayar beban angkut tanggal 19.
Buatlah jurnal metode perpetual apabila laba dihitung dari 25% penjualan.

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
Persediaan barang dagangan  adalah elemen yang sangat penting dalam kegiatan usaha dagang. Dalam perusahaan dagang atau manufaktur persediaan barang dagangan merupakan bagian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva lancar, kadang-kadang mencapai 70% dari keseluruhan aktiva lancar. Ini merupakan bukti kongkrit bahwa persediaan barang dagangan merupakan sesuatu yang sangat penting berhubungan dengan lancar tidaknya kegiatan usaha dagang. Manajemen yang sukses adalah harus selalu mempertahankan jumlah persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Tetapi manajemen juga harus berusaha untuk menjaga jumlah persediaan jangan sampai kurang atau berlebihan. Apabila jumlah persediaan kurang maka dampaknya adalah konsumen akan tidak terpuaskan, sedangkan apabila  jumlahnya berlebihan akan menimbulkan biaya untuk penyimpanan. Maka persediaan barang dagangan harus dikelola sebaik-baiknya.
· MotodePenetapan Harga Perolehan Persediaan Barang Dagangan
a. Metode aliran fisik sesungguhnya/identifikasi khusus
Metode penghitungan harga perolehan dengan cara mengikuti aliran fisik barang yang sesungguhnya terjadi dengan memberi tanda pada persediaan barang misanya menggantungi kartu diberi kode. Penghitungan ini cocok untuk diterapkan pada perusahaan yang menjual barang yang mahal tetapi jumlahnya terbatas. Contoh PT “ Galungung “ membeli 5 TV 21 inch dengan harga yang berbeda-beda yakni : Rp. 2.100.000, 00, Rp. 2.150.000,00, Rp.2.200.000,00, Rp. 2.225.000,00 dan Rp. 2.230.000,00,00. Selama tahun tersebut terjual 3 buah dengan harga Rp. 2.500.000,00 dan pada tahun tersebut perusahaan menghitung secara fisik. Dan diketahui yang terjual adalah Rp. 2.100.000,00, Rp. 2.200.000,00, Rp. 2.230.000,00. Dengan demikian harga perolehan persdiaan akhir TV Rp. 2.225.000,00 + Rp. 2.150.000,00  = Rp. 4.375.000,00 dan harga pokok penjualan Rp. 2.100.000,00 + Rp. 2.200.000,00 + Rp. 2.230.000,00 = Rp. 6.530.000,00.
b. Metode harga perolehan atas dasar aliran anggapan
Metode identifikasi khusus tidak cocok untuk penjualan barang dagangan aneka ragam jenis dan jumlahnya.
1 . First-in, First-out ( FIFO/MPKP )
Menganggap bahwa barang yang telebih dulu dibeli akan dijual terlebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga. Persediaan barang akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dalam persediaan yang paling akhir kemudian bergerak mundur sampai semua unit mendapatkan harga perolehan.
Contoh :
Di bawah ini data persediaan barang dagangan UD Galunggung Maret 2008
Tgl                      Ket                              Unit                  @ Unit
1                         Persediaan awal            200                  Rp. 500,00
3                         Pembelian                     1.000               Rp. 525,00
5                         Pembelian                     2.000               Rp. 550,00
6                         Pembelian                     2.500               Rp. 575,00
Selama bulan ini persediaan barang dagangan terjual 2.800 unit tentukan besarnya persediaan akhir dan HPP dengan metode FIFO !
2. Last-in, First –out ( LIFO / MTKP )
Menganggap bahwa persediaan barang dagangan yang dibeli paling akhir akan dijual paling awal, dengan demikian harga perolehan baranga yang dibeli paling akhir dianggap akan menjadi harga pokok terlebih dahulu. Persediaan barang dagangan akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dalam persediaan barang yang paling awal kemudian bergerak maju sampai semua unit mendapatkan harga perolehan.
Contoh : Soal sama tetapi dengan metode LIFO
  1. Metode Rata-rata ( Avarage )
Pengalokasian harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar rata-rata tertimbang. Selajutnya harga perolehan rata-rata tertimbang dikalikan dengan jumlah unit yang ada dalam dalam persediaan akhir .
Rata- rata tertimbang = Jumlah barang siap jual
Jumlah unit barang siap jual
Contoh : Soal sama metode rata-rata.
Penetapan harga perolehan persediaan barang dagangan metode perpetual
Pada metode perpetual apabila dipakai cara identifikasi khusus maka cara penghitungan besarnya pesediaan akhir dan HPP sama pada metode fisik. Tetapi apabila menggunakan metode anggapan penghuitungan persediaan akhir dan HPP caranya sangat berbeda.
1. Metode FIFO
Menganggap bahwa barang yang telebih dulu dibeli akan dijual terlebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga.
Contoh :
Pada bulan Maret 2008 UD Merapi mempunyai data persediaan :
Tgl             Ket                              Unit                              @ Unit
2             Persediaan awal            1.000                           Rp. 1.000,00
3             Pembelian                     2.500                           Rp. 1.100,00
5             Pembelian                     3.000                           Rp. 1.200,00
7             Penjualan                      3.500
9             Pembelian                     4.000                           Rp. 1.300,00
12           Penjualan                      1.400
17           Penjualan                      2.400
Tentukan besarnya persediaan akhir dan HPP dari data di atas !
2.  Metode LIFO
Menganggap bahwa persediaan barang dagangan yang dibeli paling akhir akan dijual paling awal, dengan demikian harga perolehan baranga yang dibeli paling akhir dianggap akan menjadi harga pokok terlebih dahulu.
Contoh : Soal sama tetapi dengan metode LIFO
3. Metode rata-rata
Pada metode ini harga rata-rata selalu berubah setiap terjadi transaksipembelian dengan harga perolehan per unit yang tidak sama dengan harga per unit sebelumnya. Harga per unit pada system rata-rata perpetual ditetapkan dengan membagi harga perolehan barang yang tersedian dijual, segera setelah terjadi transaksi pembelian.

Buat soal latihannya kerjain sendiri yach..!!
sekalian belajar...
Berikan Komentar Sahabat Nakaku